CIREBON- RSUD Gunung Jati (GJ) didatangi Kemenkes, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) dan Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia (APKI), kemarin.
Kunjungan tersebut merupakan pra visitasi sebelum penetapan RSUD Gunung Jati sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama. Direktur RSUD Gunung Jati, drg Heru Purwanto MARS mengatakan, saat ini rumah sakit yang dipimpinnya merupakan rumah sakit pendidikan tipe B. Dalam waktu dekat akan dilakukan penetapan sebagai RS pendidikan utama. Maka dari itu, RSUD Gunung Jati terus melakukan pembenahan. \"Pada pra visitasi ini, diketahui masih ada fasilitas belum optimal, dan itu akan segera kami perbaiki,\" katanya di ruang kerja.
Optimalisasi fasilitas itu, lanjut Heru, dilakukan agar RSUD Gunung Jati nanti menjadi RS pendidikan terakreditasi A. Salah satu fasilitas yang akan dioptimalkan adalah perpustakaan. Pihaknya juga terus menggenjot pembangunan paviliun. \"Saat ini kan sudah B, maka dari itu kita bertekad lulus A,\" tegasnya.
Visitasi oleh Kemenkes beserta elemen lainnya dilakukan dua pekan mendatang. Bila RSUDGJ lulus, Heru mengklaim menjadi satu-satunya RS Pendidikan Utama se-Jawa Barat, peringkat 38 se-Indonesia. Seorang penguji dari APKI, dr Simtak menilai, kerja sama antara rumah sakit dengan fakultas kedokteran juga masih perlu ditingkatkan. Pihaknya melihat, saat ini kerja sama antara RSUDGJ dengan fakultas belum erat.
Menurut Simtak, kewenangan sepenuhnya ada di RSUD. Padahal dialog dalam menyusun standar pendidikan antara pihak RS dan fakultas kedokteran mesti cukup intens, karena apa yang diinginkan pihak fakultas belum tentu dipahami RS. (kmg)