Fauzi Nugraha, Sukses Angkat Tenun Gedogan Indramayu yang Terlupakan

Selasa 27-09-2016,07:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Tidak banyak yang tahu jika Kabupaten Indramayu memiliki kain tenun sendiri. Berangkat dari keprihatinan itu, Fauzi Nugraha terdorong untuk mengangkat kain tenun gedogan khas Indramayu dengan caranya sendiri. Laporan Komarudin Kurdi, Indramayu BERPROFESI sebagai desainer pakaian, Fauzi pun menampilkan karya-karyanya dengan menggunakan kain tenun gedogan Indramayu dalam fashion show Tanah Legenda, Sabtu (24/9). Ratusan pasang mata yang memadati Gedung Kesenian Indramayu dibuat takjub oleh Fauzi Nugraha malam itu. Desainer asli Indramayu ini sukses membuat pakaian-pakaian yang berkelas menggunakan bahan dasar kain tenun gedogan Indramayu. Dengan tangan dingin Fauzi, kain tenun gedogan bermotif babaran itu menjadi pakaian yang elegan. Sedikitnya ada 10 koleksi pakaian pria dan 1 pakaian wanita yang ditampilkan dalam fashion show itu. Ide memanfaatkan kain tenun gedogan Indramayu dalam fashion show memang sudah terbersit di benak Fauzi sejak tahun 2011 lalu. Namun, ide itu masih sebatas ide. Baru saat hiruk pikuk kirab api PON awal September lalu, Fauzi memantapkan niatnya untuk mencari dan menggunakan kain gedogan khas Indramayu. Tahu bila kain tenun gedogan diproduksi di Desa Juntinyuat, Fauzi pun berusaha bertemu dengan para perajinnya. Namun, Fauzi dibuat kaget. Karena tenyata perajin kain tenun gedogan tinggal segelintir orang. Perajin kain tenun termuda yang ditemuinya pun berusia di atas 70 tahun. “Saya sempat sedih, bahkan nangis. Kok kain sebagus ini sudah tidak ada penerusnya, tidak ada yang melestarikan. Padahal ini potensi Kabupaten Indramayu,” ujarnya. Mendapati fakta itu, tekad Fauzi pun untuk mengangkat kain tenun gedogan ke publik semakin bulat. Fauzi ingin kesadaran masyarakat untuk mencintai kain-kain khas daerah Indramayu meningkat. Dia juga ingin menepis kesan bila kain-kain bermotif tradisional tidak bisa disulap menjadi pakaian yang elegan. “Bisa dibilang kain tenun gedogan ini hampir banget punah. Nah, jangan sampai masyarakat Indramayunya saja tidak tahu kalau ada kain ini. Padahal kain ini sudah ada sebelum Belanda masuk,” jelas pria 32 tahun itu. Untuk bisa mendapatkan kain tenun gedogan khas Indramayu, butuh perjuangan keras. Fauzi harus mendatangi rumah warga di Desa Juntinyuat untuk membeli kain tersebut. Itu pun tidak mudah. Karena tidak semua warga Juntinyuat memiliki kain tenun gedogan. Saat mendatangi salah satu perajin kain tenun gedogan, Sunarih, Fauzi pun mendapat beberapa potong kain yang dibutuhkan. “Sebenarnya ada keinginan untuk menampilkan banyak model dengan menggunakan kain tenun gedogan ini. Tapi kain ini memang sudah susah didapatkan. Yang punya sedikit. Sementara kalau mau beli, perajinnya tinggal beberapa orang dan proses pembuatannya butuh waktu enam bulan,” ujarnya. Ingin hasil karya yang ditampilkannya maksimal, Fauzi pun melengkapi desain pakaiannya dengan sandal terompah atau sandal khas Dermayu untuk model pria. Sementara model wanita juga menggunakan sepatu yang dibalut kain tenun gedogan. Penampilan para peragawan dan peragawati pun semakin sempurna dengan polesan koreografi profesional, Iing Sayuti. Kinan, sang model wanita satu-satunya itu berhasil tampil cantik dan anggun. Sehingga membuat para penonton berdecak kagum. Belum lagi, kekompakan MC kondang Ade Opik, Ogi Mardinata dan Osi semakin menghidupkan suasana fashion show. “Saya harap fashion show yang saya buat ini bisa membantu pelestarian kain-kain khas daerah Indramayu. Minimalnya masyarakat juga jadi tahu kalau Indramayu punya kain khasnya sendiri yang hampir punah,” jelasnya. Setelah mengangkat kain tenun gedogan Indramayu, Fauzi berencana untuk mengangkat batik cakra Indramayu pada fashion show Tanah Legenda Part 2. Rencananya, ada 4 fashion show bertema Tanah Legenda yang mengangkat kain-kain tradisional khas daerah di Jawa Barat. Untuk diketahui, fashion show Tanah Legenda kali ini digelar di Perayaan Pasar Seni yang dihelat Dewan Kesenian Indramayu. Usai acara fashion show, Fauzi juga memberikan penghargaan pada Sunarih sebagai pelestari kain tenun gedogan Indramayu dan Susi Arzeti sebagai pelestari tarling masa kini. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait