RW 7 Pulobaru Selatan Wakili Kota Cirebon di Lomba Proklim

Selasa 27-09-2016,15:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Deretan pepohonan dan aneka tanaman menghiasi jalan. Kesan yang timbul tentu kesejukan serta kenyamanan. Kesan tersebut dirasakan saat melewati RW 07 Pulobaru Selatan,  Kelurahan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon ADA sepetak lahan yang terlihat dengan ditumbuhi berbagai tanaman. Memang tak luas, keberadaannya di pinggir jalan. Tak jauh dari lahan itu, ada Balai Pertemuan Kampung (Baperkam) yang halamannya pun dipenuhi tanaman. Ada tanaman gantung hingga kaktus. Di Baperkam juga terlihat mesin komposter. Mesin yang digunakan warga untuk mengolah sampah menjadi kompos di Bank Sampah. Tak hanya itu, di setiap rumah dan perempatan jalan tersedia tong sampah. Pantas saja, RW 07 Pulobaru Selatan terpilih mewakili Kota Cirebon dalam lomba Program Kampung Iklim (Proklim) tingkat Provinsi Jawa Barat. Seperti yang diketahui, Kampung Iklim merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dengan memberikan penghargaan ke masyarakat tingkat RW atau kelurahan yang telah melakukan aksi lokal terkait upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. \"Alhamdulillah, kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan yang bersih sudah terlihat, ini bukan proses yang mudah,\" ujar Ketua RW 07 Kelurahan Pulasaren, Nilawati saat berbincang dengan Radar. Diceritakan Nilawati, ia berinisiatif mengajak warga dari pintu ke pintu untuk mengumpulkan sampah, tidak membuang sembarangan. Hal ini, sebagai bentuk kepedulian dirinya terhadap kebersihan dan kenyamanan warga di RW 07 Pulobaru Selatan yang dihuni 205 kepala keluarga itu. \"Dulu saya datengin satu satu bawa karung ke rumah warga. Sambil bareng-bareng belajar memilah sampah, memisahkan organik dan anorganik,\" ungkapnya. Upaya yang dilakukan Nilawati terus disambut baik warganya. Saat ini, volume sampah di setiap rumah sudah berkurang karena warga langsung menyetorkan ke bank sampah. Bank Sampah yang dibentuk sejak 2014 tersebut jadi tempat warga menabung sampah. Setiap sampah yang disetorkan, warga akan mendapatkan uang senilai Rp1.500 hingga Rp2.000 untuk satu kilogram sampah anorganik. Untuk sampah organik, diolah menjadi kompos. \"Sekarang ada koperasi juga di bank sampah, jadi bisa sistem barter. Warga yang menyetorkan sampah bisa menukarnya dengan sembako,\" jelasnya. Atas kesadaran dan upaya yang dilakukan RW 07 Pulobaru Selatan menjaga kebersihan, Kementerian Lingkungan Hidup Jawa Barat menghadiahkan satu unit mobil pengangkut sampah. Tak hanya itu, pengolahan sampah tak hanya sampah organik saja yang dijadikan pupuk kompos, sampah anorganik pun diolah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. \"Kreativitas dari para kader juga dalam mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan, seperti bungkus kopi jadi tas, atau tempat tisu,\" tuturnya. Gotong royong antar warga, menjaga dan melestarikan kebersihan, penghijauan, membuang sampah pada tempatnya dan upaya lain terus dilakukan untuk memenangi lomba Proklim tingkat Jawa Barat ini. Kontribusi RW 07 Pulobaru Selatan lainnya dalam raihan Best Effort Piala Adipura 2016. \"Penilaian dari Jawa Barat infonya minggu ini, semoga hasilnya terbaik. Di luar lomba itu, kami akan terus berinovasi agar warga RW 07 terus sadar akan kebersihan dan kesehatan lingkungan,\" pungkasnya. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait