Baru 4 Bulan Keluar Penjara, Sudah Bisa Bikin Pabrik Ekstasi 

Kamis 29-09-2016,12:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Sindikat narkotika kian kreatif dalam membuat barang haram. kemarin (28/9) Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap pabrik narkotika kelas kakap yang mampu memproduksi ekstasi sebanyak 15 ribu butir dalam sebulan. Yang mengerikan, sindikat ini tidak terhubung dengan jaringan internasional. Sindikat lokal ini sudah memiliki kemampuan untuk membuat ekstasi dan sabu. Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menuturkan, penangkapan dilakukan Rabu pagi pukul 05.00 di kampung Sekarwangi Neglasari, Tangerang, Banten. Terdapat seorang tersangka yang ditangkap berinisial AC yang sedang meracik ekstasi. ”Ditemukan adanya 2.600 butir ekstasi dan beberapa puluh gram sabu di pabrik tersebut,” ujarnya. Sesuai pengakuan dari tersangka, diketahui bahwa pabrik ini dalam sehari mampu memproduksi 500 butir. Artinnya, dalam sebulan pabrik ini membuat 15 ribu butir ekstasi. “Kapasitas pabrik narkotika semacam ini cukup mengejutkan,” tuturnya. Yang lebih mengkhawatirkan, AC ini tercatat merupakan residivis kasus narkotika. Bahkan, dia baru saja keluar dari penjara empat bulan yang lalu. Namun, dalam kurun waktu yang cukup singkat itu, AC bisa membuat narkotika. “Kami ingin mengetahui bagaimana AC bisa memiliki kemampuan membuat narkotika itu,” tutur Arman. Apakah AC Bekerja sendirian? Dia mengungkapkan, berdasar pemeriksaan sementara ternyata ada seorang bos yang membiayai pembuatan narkotika itu. Bos situ merupakan narapidana berinisial AT yang masih berada di Lapas Tangerang. ”Kami segera memeriksanya,” ujarnya. Bahan-bahan ekstasi ini juga dipasok oleh AT. Serta, instruksi tata cara pembuatan ekstasi ini juga diajarkan AT selama berada di dalam hotel prodeo. ”Ya, kembali terjadi, pengedar belajar memproduksi narkotika di penjara,” paparnya. Rencananya, ekstasi ini akan dikirimkan ke sejumlah kota besar di Indonesia, Palembang, Medan dan Surabaya. Modusnya dengan memasukkan pil ekstasi itu ke dalam kemasan mie instan. ”Ini untuk mengelabui petugas,” jelasnya. Untungnya, BNN mampu untuk mencegah pabrik narkotika ini mengirimkan semua pil ekstasi tersebut. Sehingga, pabrik yang dalam masa awal ini belum meracuni masyarakat. ”Kami tangkap sebelum bisa didistribusikan,” paparnya. Menurutnya, yang berbeda adalah sindikat pembuat ekstasi ini ternyata tidak memiliki hubungan dengan jaringan internasional. Artinya, saat ini sindikat lokal tidak lagi hanya berperan sebagai pengedar, tapi sudah menjadi produsen. ”Kalau biasanya, sindikat pabrik narkotika itu terhubung dengan jaringan luar negeri. Artinya, kemampuan meracik narkotika dari luar negeri, sekarang sindikat lokal mampu,” tandas Amran. Dalam penggerebekan itu disita sejumlah alat pencetak ekstasi, bahan kimia cair, adonan siap cetak dan ekstasi siap edar. BNN berupaya untuk mengejar hingga sumber pembuat bahan narkotika itu. (idr)

Tags :
Kategori :

Terkait