Korupsi Ancam Demokrat

Rabu 08-08-2012,00:51 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Survei Alasan Pemilih Pindah Partai JAKARTA- Isu korupsi menjadi ancaman terbesar bagi Partai Demokrat. Hasil riset Lembaga Survei Trust Indonesia (LSTI) membeberkan, di antara total pemilih yang berpotensi meninggalkan Demokrat pada Pemilu 2014, 89,9 persen menjadikan masalah korupsi sebagai pemicunya. \"Demokrat menjadi partai yang pendukungnya pindah terbanyak karena masalah korupsi,\" ujar Direktur LSTI Zudan Rosyidi dalam paparan hasil survei lembaganya, kemarin (7/8). Sesuai dengan hasil survei, sisanya pindah karena masalah integritas (11,9 persen) dan masalah program (4,2 persen). Di antara sekian partai yang disurvei LSTI, partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengalami pergeseran dukungan pemilih terbesar. Di antara 18,8 persen responden yang menyatakan memilih partai itu pada Pemilu 2009, hanya tinggal 11,6 persen jika pemilu dilaksanakan hari ini. Atau, ada sekitar 7,2 persen potensi pemilih yang memutuskan pindah partai. \"Peta politik di Indonesia memang cukup dinamis dan isu korupsi termasuk yang perlu dijadikan perhatian khusus partai-partai,\" imbuh Zudan. Masih sesuai dengan hasil survei LSTI, PDIP menjadi partai yang pendukungnya terbanyak kedua memutuskan mengalihkan dukungan setelah Demokrat karena alasan korupsi. Yaitu, 42,6 persen. Untuk kasus yang sama, menyusul PPP (28,6 persen), PAN (25 persen), Partai Hanura (7,3 persen), dan PKS (6,9 persen). Meski demikian, Zudan melanjutkan, di luar enam partai tersebut, beberapa partai lain justru mengalami pergeseran positif dukungan pemilih. Di antaranya, Partai Golkar. Meski pergeserannya tidak begitu besar, yaitu hanya 0,3 persen, partai berlambang beringin itu kini berhasil tampil sebagai pemenang pemilu dengan 13,5 persen dukungan. \"Tentu, ini terjadi jika pemilu dilaksanakan hari ini,\" tuturnya. Terkait dengan fenomena Golkar yang tak terkena imbas masalah korupsi, lanjut Zudan, hal tersebut tidak berarti bahwa partai yang berjaya pada masa Orba itu bersih. Dia menyatakan, peningkatan dukungan Golkar lebih disebabkan mesin partai di daerah yang bekerja efektif. \"Dari hasil FGD (focus group discussion, Red) yang juga kami lakukan, kader-kader Golkar memang sangat aktif turun ke bawah saat ini, menjaga kantong-kantong pemilih mereka,\" papar Zudan. Partai lain yang juga mengalami pergeseran positif adalah PKB dan Partai Gerindra. PKB mengalami pergeseran dukungan pemilih dari Pemilu 2009 sebesar 4,4 persen menjadi 6,2 persen. Sedangkan Gerindra bergeser dari 4,3 persen pada pemilu lalu menjadi 5,2 persen. Survei LSTI itu dilaksanakan pada 8-22 Juli 2012 di 33 provinsi dengan sampel 200 desa dan jumlah responden 1.996 orang. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dalam penarikan sampel dengan menggunakan desa sebagai primary sampling unit. Margin of error-nya sebesar plus minus 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara itu, Ketua Departemen Perekonomian Sutan Bhatoegana menanggapi enteng situasi partainya yang tergambar dalam hasil survei tersebut. Namun, dia yakin, kondisi saat ini akan berangsur-angsur pulih. \"Nggak masalah, sekarang biar saja orang sibuk membicarakan kami. Kami memperbaiki terus,\" ujarnya. Dia tidak membantah bahwa isu korupsi kini memang menjadi ancaman terbesar partainya. Namun, dia menegaskan bahwa persepsi terhadap partainya itu sesungguhnya hanya karena ulah segelintir kader. Bukan perilaku partai secara umum. Di sisi lain, dia menambahkan, berbagai upaya perbaikan secara nyata di internal partai kini telah dimulai. Di antaranya, dia menyebut, imbauan Ketua Dewan Pembina SBY menyangkut pengetatan rekrutmen kader yang disampaikan beberapa waktu lalu. \"Intinya, oleh beliau kami terus diingatkan untuk tetap semangat dan jangan sampai lalai,\" ungkapnya. (dyn/c6/c7/agm)

Tags :
Kategori :

Terkait