CIREBON–Rumah Kemasan (Rukem) milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Cirebon, kurang dimanfaatkan para pelaku UMKM. Padahal, keberadaan rukem dapat mendorong kesejahteraan kelompok UMKM. Hal tersebut diungkapkan Wisono selaku Kabid Usaha Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Cirebon. “Berdasarkan data yang ada di kami, hanya 20 hingga 25 kelompok UMKM yang memanfaatkan rumah kemasan. Sementara sisanya yang mencapai 2 ribu lebih UMKM, masih memilih menggunakan sistem tradisional,” ungkapnya kepada Radar Cirebon, Rabu (5/10). Perlu diketahui, kata Wisono, rukem milik DKP di Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber itu kedua terbesar di Jawa Barat setelah Sukabumi. Namun, fasilitas tersebut kurang dimanfaatkan para pelaku UMKM. “Sebetulnya, dengan adanya rukem mampu memberikan daya tarik sendiri bagi para konsumen. Karena packing yang dibuat rukem ini berstandar nasional. Karena semua alat yang digunakan modern, termasuk didukung sumber daya manusia yang mumpuni atau professional,” katanya. Masih menurut Wisono, rukem berdiri sejak tahun 2012 lalu, tepatnya bulan maret. Dalam pembangunannya, semua biaya ditanggung oleh pemerintah pusat. “Jadi wajar ketika fasilitas yang diberikan berteknologi tinggi,” ucapnya. Wisono mengaku, pihaknya siap melayani para UMKM kelompok pengolah dan pemasar ikan (Poklasar) dalam membuat kemasan untuk produk yang dihasilkannya di rumah kemasan (Rukem). Sebab, hadirnya rukem di kabupaten Cirebon untuk meningkatkan daya saing UMKM dalam memasarkan produknya. “Tentunya dengan membuat kemasan yang menarik, aman dan tentunya sehat. Rukem ini tidak hanya pada sektor kemasan ikan. Tapi, juga bisa dari olahan jenis lain. hanya saja, yang utamanya adalah di poklasar,” akunya. Dia menambahkan, rukem ini tidak hanya melayani pembuatan kemasan atau paking saja, konsultasi pembuatan paking, logo, dan lainnya pun bisa termasuk proses perizinan. “artinya, kita siap membantu,” pungkasnya. (sam)
Rumah Kemasan DKP Tidak Dilirik UMKM
Kamis 06-10-2016,16:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :