Sampah Menggunung di Pinggir Jalan Serang-Babakan

Kamis 06-10-2016,20:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BABAKAN - Tumpukan sampah menjadi pemandangan lazim di pinggir-pinggir jalan di Wilayah Timur Cirebon. Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah tumpukan sampah di Jalan Raya Serang-Babakan. Sampah tersebut memanjang dan menggunung di sepanjang pinggir jalan. Kondisi ini cukup mengganggu pemandangan. Terlebih, saat musim hujan, sampah basah apabila terkena terik matahari menimbulkan bau tak sedap. Ali Sopandi, salah seorang pengendara mengatakan, tumpukan sampah itu bisa menjadi sumber penyakit. Dia berharap agar ada perhatian bagi masyarakat setempat dan pemerintah untuk menyelesaikan tumpukan sampah. \"Ya itu kan bukan tempat sampah, jalan umum, seharusnya tidak boleh dijadikan tempat sampah. Ini kan jalan umum banyak orang yang lewat,\" ujarnya kepada Radar, Kamis (6/10). Secara nurani, tandasnya, rasanya ingin membersihkan kawasan itu. Namun apa daya, dia hanya melintasi jalan tersebut. Seharusnya, pemerintah bisa lebih peka. Karena penanganan sampah ini, sudah ada instansi yang menanganinya. \"Memang diperlukan kesadaran masyarakat juga. Tapi kalau sarana prasarana belum ada mau gimana lagi? Seharusnya ini diangkut agar tidak menimbulkan penyakit, tidak boleh didiamkan,\" katanya. Sementara itu, Abdul Gani mengatakan, sampah yang menumpuk tersebut cukup lama tidak diangkut. Tumpukan sampah itu awalnya hanya sedikit, namun lama-kelamaan menjadi banyak dan memanjang di pinggir jalan. \"Ya kira-kira beberapa bulan ini. Tadinya mah tidak banyak kayak gini. Lama-lama jadi menumpuk, karena tidak ada yang mengangkut,\" tuturnya. Selain keterbatasan sarana dan prasarana, perlu adanya metode baru dalam mengelola sampah. Terkait dengan hal ini, Kepala Seksi Kebersihan Dinas Cipta Karya Tata Ruang Kabupaten Cirebon, Herman S mengatakan, secara tugas pokok dan fungsi (tupoksi), sebenarnya DCKTR sudah melaksanakan dengan baik. Yakni mengangkut sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Masalah kemudian muncul di beberapa desa dengan menumpuknya sampah-sampah liar akibat tidak adanya sarana Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sampah-sampah itu menumpuk di lahan-lahan kosong, pinggir jalan hingga memenuhi saluran air. Untuk itu, Herman memberikan saran bagi pemerintah desa agar wajib mempunyai Tempat Pembuangan Sementara (TPS). \"Tugas kami hanya mengangkut sampah dari TPS ke TPS. Artinya, sampah-sampah liar yang berada di selokan itu dibersihkan oleh pemerintah desa bersama warganya,\" ungkapnya. Agar tidak timbul kembali sampah liar yang dibuang sembarang itu, pihaknya mempersilakan pemerintah desa untuk berkerjasama dengan DCKTR terkait penyediaan TPS. \"Setelah ada TPS, itu menjadi tugas kami untuk mengangkutnya ke TPA,\" ucapnya. Sebagian besar desa, kata dia, masih belum memiliki TPS. Sehingga tak heran, sampah liar bertebaran di mana-mana. (jml)    

Tags :
Kategori :

Terkait