Foto-Foto, Satu Orang Rp 5.000…

Rabu 12-10-2016,10:39 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KEBETULAN saya kenal banyak orang terkenal. Baik ngetop di Indonesia maupun di negara lain. Saya kagum pada mereka yang tahan dan sabar terus-menerus diajak foto-foto… *** Saya punya banyak koleksi. Mulai sepatu basket, replika Formula 1 dan MotoGP, pernak-pernik Star Wars, juga puluhan sepeda balap. Selain itu, saya juga punya banyak koleksi foto bareng orang terkenal serta tanda tangan mereka. Kebanyakan adalah pembalap Formula 1 atau pemain NBA. Belakangan banyak pembalap sepeda kelas dunia. Ada juga tanda tangan bintang Star Wars, serial sitkom Friends, Seinfeld, dan The Big Bang Theory. Beberapa sekarang punya nilai tinggi. Walau ada juga yang sebenarnya tidak punya nilai uang tinggi, hanya sekadar nilai sentimental atau pengalaman mendapatkannya. Dulu, waktu masih remaja atau usia awal 20-an, saya termasuk paling semangat antre foto atau minta tanda tangan bintang. Mengembangkan banyak trik untuk mendapatkannya. Sekarang, karena sudah kenal banyak orang terkenal, saya bisa melihat dari sisi lain, betapa besarnya tantangan menghadapi orang-orang yang seperti saya dulu. Mendesak minta foto dan tanda tangan. Dan sebenarnya, era sudah agak berubah. ”Dulu yang ramai diminta tanda tangan. Sekarang yang lebih banyak diminta adalah selfie atau foto bersama,” kata kenalan saya, seorang pemain NBA yang lumayan terkenal. Dari semua orang terkenal yang saya kenal, memang tidak semuanya senang berfoto-foto. Apalagi kalau harus berhenti berlama-lama untuk foto-foto. Ada yang termasuk benci sebenci-bencinya, dan tidak peduli kalau dianggap sombong. Ada juga yang secara kepribadian memang ringan hati. Dengan sabar meladeni semua permintaan, bahkan mau berbuat lebih untuk memastikan yang meminta mendapatkan foto sesuai harapan. Kebanyakan, tentu saja, berada di tengah-tengah dua ekstrem itu. Bersedia dengan senang hati kalau diminta, tapi benar-benar menolak kalau merasa tidak ada waktu atau mood sedang tidak pas. Di sekeliling mereka, saya sering mendengar orang mengomel ketika ditolak permintaan fotonya. Ada yang nyeletuk ”Sombong”. Ada yang bilang ”Mentang-mentang terkenal”. Dan lain sebagainya. Saya hanya bisa mengelus-elus dada mendengarnya. Buat yang sombong, ya memang dia sombong. Wkwkwkwk… Tapi, bagi yang sebenarnya tidak sombong, kadang sulit memberikan pemahaman kepada orang bahwa meladeni itu tidaklah semudah sekadar berdiri dan tersenyum. Jujur, kadang yang menyebalkan kan yang minta foto, bukan yang dimintai berfoto bersama… Tidak sedikit orang yang minta foto itu seperti tidak menghargai waktu orang lain. Dia minta foto, tapi handphone-nya belum siap, dan dia dengan pelan-pelan atau santai mengeluarkannya dari tas atau saku. Kemudian harus pencet-pencet lagi layar untuk mengaktifkan kamera. Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima. Kadang lebih dari lima detik. Apalagi kalau handphone atau kameranya hang alias tidak siap. Bisa berdetik-detik lagi hilang. Belum lagi detik-detik tambahan ketika harus menanyai atau meminta bantuan orang lain untuk memotretkan… Yang diminta foto mau tak mau harus bersabar menunggu. Padahal itu mengganggu dia, dan mengganggu orang lain yang juga minta foto. Giginya sampai kering menahan senyum. Serius. Saya sendiri, kalau pengin foto dengan seseorang, maka saya akan memastikan segalanya siap. Jadi tinggal tanya: ”Boleh minta foto?”. Dan kalau jawabannya boleh, tak sampai lima detik semua proses selesai. Saya menghargai waktu dia, dan dia pasti merasakan senang karena waktunya dihargai. Silakan coba, yang dimintai foto pasti jauh lebih ramah dan senang. Bukan terpaksa. Bayangkan kalau Anda jadi orang terkenal seperti dia. Hampir setiap hari dimintai foto, disapa, diajak bicara oleh orang sok kenal, dan lain-lain. Sekali lagi, bukannya dia tidak mau atau tidak suka. Beberapa sangat mensyukurinya, karena itu pertanda banyak orang mengapresiasi dia dan atau karya-karyanya. Tapi namanya manusia, kadang dia sedang lelah, badan sedang tidak sehat, dan berbagai alasan lain… *** Sering juga saya mendengar gurauan ini saat ada orang terkenal dikerubuti orang untuk bergantian berfoto: ”Ayo antre, satu foto Rp 5.000”. Anda mungkin juga pernah mendengar celetukan seperti itu, bukan? Sebenarnya tidak terlalu lucu, tapi terus-menerus diucapkan seolah-olah itu selalu lucu. Bicara soal satu foto Rp 5.000, mungkin itu solusi supaya yang diajak foto terus semangat. Bahkan, semakin terkenal orang itu, semakin mahal tarifnya. Di Amerika saja, para selebriti sekarang sangat berhati-hati dalam memenuhi permintaan foto dan tanda tangan. Mereka tahu foto dan tanda tangan itu ada nilainya. Ketika menghadiri sebuah acara, mereka memastikan bahwa setiap foto dan tanda tangan itu ada value-nya. Antara value publisitas atau duit secara langsung. Ketika menghadiri acara jumpa fans, misalnya, mereka bisa menegaskan kepada penyelenggara bahwa setiap foto dan tanda tangan yang mereka berikan kepada fans ada nilainya. Carrie Fisher, pemeran Princess Leia di Star Wars, memasang tarif USD 80–90 (lebih dari Rp 1 juta) per tanda tangan! Jadi, penyelenggara harus memasang limit antrean, atau men-charge ekstra fans yang ingin antre berfoto dan minta tanda tangan. Seru ya? Dan memang itulah esensi dari menjadi orang terkenal. Harus bisa mendapatkan uang lebih mudah dari segalanya. Wkwkwk… Kalau itu diterapkan di Indonesia, wah, sang bintang bisa dilempari telur busuk. Tapi, kalau dipikir-pikir, mungkin ada solusinya. Menggunakan teknologi. Hampir semua permintaan foto menggunakan alat handphone. Mungkin perlu ada aplikasi atau fitur khusus. Jadi, ketika foto dengan orang terkenal, software face recognition langsung mengenali wajah orang terkenal itu. Kemudian secara instan men-charge pemakaian telepon sang penggemar. Tidak perlu mahal lah. Ya Rp 5.000 itu per foto. Atau mungkin Rp 10 ribu. Penggemar senang karena dapat foto dan tidak merasa keluar cash. Operator senang karena dapat revenue ekstra. Sang bintang senang karena waktu yang dia luangkan untuk berfoto menghasilkan uang. Wkwkwkwk… Semakin banyak dia berfoto dengan penggemar, semakin tinggi nilai per foto yang dia peroleh. Lalu nanti di akhir tahun ada ranking-nya! Anyway, terima kasih sudah membaca Happy Wednesday edisi santai ini. Memang tidak bisa mengalihkan sepenuhnya kekhawatiran kita terhadap cuaca buruk dan bencana alam yang seolah bisa menerpa kapan saja. Tapi semoga tetap ada manfaatnya. Minimal membantu kenalan-kenalan saya yang terkenal itu. Karena ikut mengingatkan orang supaya lebih menghargai waktu dan kesempatan saat bertemu mereka yang terkenal itu… He he he… (*)

Tags :
Kategori :

Terkait