Dirut Perumda Pasar Baru Tahu Teh Poci Dikelola Perusahaannya

Rabu 26-10-2016,18:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

LEMAHWUNGKUK – Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan, Akhyadi SE, kaget saat mengetahui pusat kuliner Teh Poci di samping Alun-alun Kasepuhan ternyata dalam pengelolaan Perumda Pasar Berintan. Tetapi, informasi ini menjadi kabar baik bagi Akhyadi dan jajaran direksi. Dengan senang hati Direksi Perumda Pasar akan berkirim surat untuk meminta waktu bertemu Sultan Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat. “Kami senang mengetahui hal itu. Saya malah baru tahu sekarang. Perumda Pasar akan berkirim surat kepada Sultan Arief. Meminta waktu untuk membicarakan revitalisasi pusat kuliner Teh Poci,” ucap Akhyadi, kepada Radar, Rabu (26/10). Akhyadi mengetahui pusat kuliner teh poci menjadi bagian dari sejarah panjang masyarakat Kota Cirebon pada era tahun 1990-an. Bahkan, para pejabat pemerintah seusai rapat selalu makan bersama di areal tersebut. Terkait surat Sultan Arief Natadiningrat SE yang mempertanyakan waktu kerjasama pengelolaan, Akhyadi selaku Direktur Utama Perumda Pasar yang baru menjabat tiga bulan tidak mengetahui hal itu. Atas dasar hal tersebut, pihaknya ingin bertemu dengan Sultan Arief membahas kerjasama ke depan. Prinsipnya, kata Akhyadi, Perumda Pasar sangat mendukung kembali bangkitnya kawasan kuliner Teh Poci di samping alun-alun Kejaksan tersebut. Terlebih, tahun 2017 Kota Cirebon dalam hal ini Keraton Kasepuhan menjadi tuan rumah Festival Keraton Nusantara (FKN). Keberadaan areal kuliner Teh Poci yang direvitalisasi membuat suasana pendukung semakin semarak. Setelah bertemu dengan Sultan Arief Natadiningrat, Perumda Pasar ingin mengelola lahan Teh Poci tersebut. Hal ini diyakini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan menjadi ikon ekonomi kerakyatan. Keraton Kasepuhan juga menyoal pengelolaan The Poci. Sebab, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar selaku pengelola, tidak pernah berkontribusi kepada Keraton Kasepuhan selaku pemilik lahan. “Dulu tempat ini jadi ikon sebelum ada mall dan hotel. Sekarang tertinggal jauh,” ujar Sultan Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat SE, kepada Radar, Senin (24/10). Seperti diketahui, Sultan Sepuh ingin kawasan ini direvitalisasi. Bahkan, tidak dirinya sudah mengusulkan ke pemkot untuk bekerjasama. Sayangnya, surat yang dilayangkan sejak dua tahun lalu itu, tidak ada balasan. “Kami nunggu dua tahun,” ucapnya. Sultan Sepuh menegaskan, Keraton Kasepuhan sebenarnya memiliki otoritas terhadap kawasan itu. Lahan seluas empat ribu meter persegi tersebut merupakan milik keraton. Sayangnya, dalam kontrak sewa ataupun kerjasama pengelolaan tidak ada batas waktu yang ditetapkan. Bila Perumda Pasar tidak mampu mengelola, Sultan berencana membangun sentra kuliner dan cinderamata. (ysf)  

Tags :
Kategori :

Terkait