8 TKI Ikut Bantu Kirim Dana ke Terduga Teroris asal Majalengka

Sabtu 26-11-2016,13:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

DARIMANA sumber dana agar RPW membuat clandestine lab atau semacam laboratorium bom di rumahnya? Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Kombespol Rikwanto mengatakan ada sejumlah sumber dana dalam meracik bahan peledak ini. Dari informasi awal, selain dari Bahrun Naim, ternyata terdapat delapan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berada di Taiwan, Arab Saudi, dan Malaysia yang memberikan uang sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta pada RPW. “Total ada uang Rp32 juta yang diterima RPW untuk membangun clandestine lab guna merancang bahan peledak,” jelasnya, kemarin. Setelah ditelusuri, sambung Rikwanto, ternyata RPW ini memang sejak usia sekolah menengah pertama (SMP) telah menggandrungi percobaan kimia. Maka, semua pengetahuannya dan pemahamannya membuat RPW bisa membuat bahan peledak yang sangat berbahaya itu. “Ini menunjukkan salah satu bukti keberhasilan jaringan teror dalam merekrut anak muda yang menyukai ilmu eksak,” ungkapnya. RPW ini pernah tercatat menjadi mahasiswa pertanian salah satu kampus di Majalengka. Namun, akhirnya keluar karena diprediksi bergabung dengan jaringan teror JAD, pimpinan Amman Abdurrahman. ”Kami temukan sejumlah buku tulisan Amman di rumahnya,” tutur Rikwanto. Yang juga penting, RPW juga kerap berkomunikasi dengan Bahrun Naim, WNI yang menjadi anggota ISIS di Syria. Kemungkinan besar, Bahrun Naim juga memberi arahan dalam meracik bahan peledak ini. “Kami ketahui ini dari hasil pemeriksaan,” terangnya. (jpg)  

Tags :
Kategori :

Terkait