“Kreativitas”, Kata Kunci yang Sering Dilupakan Guru

Sabtu 26-11-2016,22:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Kreativitas tanpa batas. Begitulah yang dilakukan Taufik Ridwan. Menjadi seorang guru bukan penghalang untuk berinovasi. Gemas dengan banyaknya warga miskin yang tidak mendapatkan akses belajar, dia mendirikan sekolah unggulan yang juga terbuka bagi warga miskin. Laporan: JAMAL SUTEJA, Sedong HARI Guru bagi Taufik Ridwan harus menjadi cermin. Menurut pria yang juga kandidat doktor Universitas Negeri Jakarta ini, peranan guru sangat penting dalam mencetak dan mengelola sumber daya manusia masa depan. \"Kalau diibaratkan komponen komputer, guru adalah prosesor tercanggih berabad-abad,\" tukasnya kepada Radar, Jumat (25/11). Namun peranan yang diberikan guru itu, tidak sebanding dengan tingkat kesejahteraan guru, terutama yang berada di daerah-daerah. Apalagi guru honorer. Menurutnya, sebenarnya kesejahteraan guru bisa sangat minimal dan juga bisa maksimal, tergantung cara  berfikir guru tersebut. \"Misalnya kata kunci yang sering dilupakan guru adalah kreativitas,\" ucapnya. Sebab dengan kreativitas itu, sebenarnya guru bisa lebih produktif dalam mendapatkan pemasukan. Sayangnya, kreativitas guru masih belum dimaksimalkan. Dia sendiri terus berinovasi menuangkan ide-ide dalam bidang pendidikan, salah satunya dengan mendirikan lembaga pendidikan unggulan. Lebih jauh, orientasi abad sekarang, kata Ridwan, seharusnya guru mampu menjawab tantangan generasi alfa. Yakni suatu generasi digital dengan berbagai kecanggihan dan agen perubahan perilaku. Guru hari ini dibutuhkan yang bisa menginspirasi para peserta didiknya untuk berkontribusi pada dunia ini, bukan semata-mata hanya mengajar. Dengan adanya inovasi guru dalam bidang pendidikan, maka bisa lebih menunjang dan meningkatkan dunia pendidikan. Dibanding harus terus mengeluh dan meminta sertifikasi kepada pemerintah. Menurutnya, pemerintah sebenarnya sudah berupaya walaupun belum maksimal. \"Seharusnya pemerintah harus berperan sangat aktif untuk menjawab segala kompetensi guru, sehingga jangan ada lagi \"cara mengajar tahun 80-an dipakai untuk tahun 2016\". Guru adalah manusia pembelajar sepanjang hayat,\" tandas pria yang juga pembantu Rektor III IAI Bunga Bangsa itu. (*)    

Tags :
Kategori :

Terkait