Mangrove di Desa Ambulu Belum Mampu Tahan Banjir Rob

Minggu 27-11-2016,02:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

LOSARI - Tanaman Mangrove yang berada di garis pantai Desa Ambulu, Kecamatan Losari masih belum bisa menahan banjir rob. Perkampungan warga yang berada dekat dengan lokasi bibir pantai, kerap merasakan banjir rob, terutama saat gelombang laut tengah pasang. \"Masih sering terjadi banjir rob, terutama saat sore sampai malam hari,\" tukas Tamsuri, salah seorang warga Ambulu, Sabtu (26/11). Meskipun ada tanaman mangrove di pesisir pantai, lanjutnya, namun masih belum mampu menahan banjir rob yang datang secara tiba-tiba. Akibatnya, pemukiman warga dan juga tambak-tambak ikan kerap terkena banjir. Di Desa Ambulu, Dusun Pahing dan Dusun Manis, kawasan yang paling dekat dengan pesisir dan sering terkena banjir rob. \"Kalau banjir rob, bisa masuk ke rumah. Kemarin-kemarin saja sering masuk rumah, karena gelombangnya lagi tinggi. Dan memang letak rumahnya rendah,\" katanya lagi. Dikatakan dia, dulu banjir rob bisa terjadi di bulan-bulan tertentu. Saat ini, banjir rob tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Meskipun ada hutan mangrove yang menjadi benteng dari banjir rob, tetapi tak cukup membuat air pasang masuk ke pemukiman warga. Bahkan saat rob datang, jalanan bisa dipenuhi oleh air. Biasanya, banjir rob surut 2-3 jam setelah terjadi. Akibat adanya banjir tersebut, warga pun terutama petani tambak selalu mengalami kerugian yang tidak kecil. Pihaknya mengaku sudah pernah mengusulkan adanya bantuan. Namun pemerintah mengklaim bahwa banjir rob bukan masuk dalam kategori bencana. Sehingga, meski petani tambak mengalami kerugian, tidak pernah ada bantuan. \"Bilangnya sih banjir rob ini bukan bencana, yang dampaknya untuk masyarakat luas. Itu musibah yang terjadi menimpa per orangan,\" tukasnya. Pemerhati Lingkungan, Tengku Fahrudin menjelaskan, sebesar 80 persen garis pantai di Cirebon sudah terjadi abrasi. Memang ada beberapa kawasan mangrove yang sudah ada seperti di Desa Ambulu, dan juga Desa Bandengan. Namun untuk Desa Ambulu, tanaman mangrove tidak terbentuk seperti hutan. Sehingga ketika terjadi banjir rob, kurang bisa menahan gelombang laut yang tinggi. Solusinya adalah, membuat lagi hutan tanaman mangrove di area itu. Tanaman mangrove juga, kata dia, bisa menjadi solusi untuk abrasi. Bahkan setiap tahunnya, terjadi abrasi minimal 2 meter. Dengan adanya penanaman mangrove ini, dia juga berharap kawasan itu berkembang menjadi kawasan ekowisata dan edukasi mangrove di Cirebon. (jml)      

Tags :
Kategori :

Terkait