Cimplo Hijau Cikedung untuk Penangkal Bala

Minggu 27-11-2016,03:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIKEDUNG – Bulan Safar pada perhitungan kalender Qomariyah, masyarakat menyebutnya pula sebagai Bulan Bala. Di bulan ini, penduduk pedesaan di Bumi Wiralodra menggelar tradisi selamatan dengan membuat kue cimplo (apem, red). Uniknya, seiring berjalannya waktu warna cimplo tidak hanya didominasi putih. Di Kecamatan Cikedung, warga setempat membuat kue cimplo dengan beragam variasi warna. “Yang paling terkenal adalah kue cimplo hijau, ini khas Cikedung,” ujar Muslimah, ibu rumah tangga asal Desa Cikedung Lor kepada Radar, kemarin. Pembuatan kue cimplo hijau ini, lanjut dia, tidak jauh berbeda dengan yang lain. Dibuat dari tepung beras, lalu disuguhkan dengan gula merah yang sudah dicairkan dengan campuran blondo (kaldu dari santan, red). Warna hijau karena ditambah dengan daun pandan. Ciri khas lainnya cimplo dari Cikedung ini adalah perpaduan gurih dan lembut di mulut, dipadu legitnya gula merah. “Lebih empuk dan bagian luarnya tidak mengeras,” ujar dia. Untuk santannya pun dibikin dari kelapa tua yang diparut secara konvensional. Sebab memarut kelapa dengan mesin parut akan menghasilkan kuantitas blondo yang berkurang. “Jika kelapanya masih muda, kualitas blondonya kurang baik, gurihnya kurang terasa,” terang ibu tiga orang anak ini. Saat ditanya kapan mula-mula tradisi kue cimplo di bulan Bala dimulai, Muslimah mengaku tidak tahu. Tapi apa yang dia dengar, membuat kue cimplo dapat menghindari segala musibah yang ada di bulan bala. Dengan kue cimplo, warga percaya bahwa dapat terbebas dari berbagai jenis penyakit. “Terlepas dari itu semua, kalau saya dan keluarga bulan Bala ini momennya berbagi. Apalagi sehabis panen, syukuran, selamatan. Itu saja,” tutupnya. (kho)    

Tags :
Kategori :

Terkait