Keluarga Bantah RPW Punya Lab Bom di Majalengka

Senin 28-11-2016,08:16 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA- Pernyataan Mabes Polri yang menyebut teroris RPW memiliki laboratorim untuk meracik bom di rumahnya di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, dibantah pihak keluarga. Dani, kakak ketiga RPW, mengatakan penemuan material yang kemudian disita polisi belum tentu bahan pembuat bom. Dia beralasan sebagian bahan itu untuk kebutuhan penelitian pertanian. Dani juga mempersilakan awak media untuk melihat langsung kamar-kamar di rumah RPW. Dani menunjukkan kamar yang selamaini dihuni adiknya. Dia menyangkal adanya lab mini di kamar RPW. Dari barang-barang yang diambil polisi, kata dia, tidak menunjukkan adanya lab mini. “Saya bingung sekaligus terkejut dengan pernyataan dari Mabes Polri yang menuduh adik saya punya lab mini yang digunakan untuk membuat bom. Yang ada adalah bahan dan alat-alat untuk penelitian pertanian pada umumnya. Sekali lagi, tidak ada itu laboratorium,\" ucapnya, Minggu (27/11). Barang yang disita Densus 88, lanjut Dani, adalah bahan atau alat penelitian pertanian milik kakak tertuanya. Pasalnya, kakaknya juga memiliki profesi sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Sementara Kepala Dusun Situsari, Desa Girimulya, Mumuh, mengatakan dengan adanya penangkapan terduga teroris membuat warganya resah. Sebagian malah tidak mau bertemu atau bahkan menjawab pertanyaan dari orang yang tidak dikenal. “Saya sendiri mengikuti proses pengamanan barang bukti milik RPW. Seperti senjata tajam, paku dan seperti urea. Yang lainnya saya tidak tahu itu apa namanya,\" tandas Mumuh. Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Kombespol Rikwanto mengatakan dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa rumah RPW dijadikan clandestine lab untuk membuat bahan peledak. “Bahan peledak ini ternyata high explosive,” tutur Rikwanto, akhir pekan kemarin. Temuan bahan peledak high explosive ini mengejutkan Polri karena sudah cukup lama tidak ada jaringan teror yang mampu membuat bahan peledak seberbahaya itu. Kalau dulu bahan peledak high explosive ini hanya dibuat kombatan alumni Afghanistan. “Tapi sekarang kami temukan lagi,” jelasnya. Apa bahan kimia yang diracik menjadi bahan peledak itu? Rikwanto menuturkan ada belasan bahan kimia, namun hanya dua yang bisa disebutkan, yakni kalium nitrat dan black powder.”Semua bahan kimia diracik sendiri,” tuturnya. Rikwanto menambahkan, sebenarnya pembuat bahan peledak ini telah melakukan uji coba peledakan. Hal itu menunjukkan bahwa sebenarnya pelaku telah siap untuk memproduksi bahan peledak dalam skala besar. ”Uji coba pernah dilakukan sekali di sekitar tempat tinggalnya di area perkebunan,” jelasnya. Menurut Rikwanto, RPW ini dalam jaringan teroris JAD berperan sebagai pemberi bahan peledak. Dia mengatakan, setiap kelompok teror yang akan melakukan aksi itu bisa memesan bahan peledak dari RPW. “Kami masih mendalami bagaimana peran-perannya,” ungkapnya. Yang pasti, bahan peledak ini rencananya akan digunakan untuk aksi akhir tahun. Ada sejumlah lokasi yang menjadi target, diantaranya gedung DPR, Mabes Polri, sejumlah kedutaan besar, stasiun televisi dan tempat hiburan. “Lokasi ini ditarget karena representasi demokrasi, ideologi yang mereka benci,” jelasnya. (gus/JPG)  

Tags :
Kategori :

Terkait