Ajang Pembinaan Apa Pembinasaan?; Sanksi Dua Tahun Bisa Dinaikkan

Senin 28-11-2016,13:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Euforia dan semangat Timnas Indonesia dalam menyongsong semifinal leg pertama Piala AFF 2016 sedikit ternodai. Adalah kisruh yang melibatkan pemain dengan wasit dalam ajang sekelas Liga Nusantara (Linus) antara PS Bengkulu Tengah (Benteng) menghadapi tuan rumah Persiku Kudus (25/11). *** TIDAK ada hiburan seharga nyawa. Kalimat tersebut secara jelas seharusnya menjadi pijakan buat setiap aktor di lapangan hijau untuk berusaha menampilkan permainan terbaik. Bukan malah beradu kuat dalam hal pemukulan terhadap sesama pemain dan juga wasit. Tetapi apa yang diperlihatkan para pemain PS Benteng pada pertandingan melawan Persiku Kudus cukuplah menjadi catatan besar buat sepak bola Indonesia ke depannya. Alhasil, dua pemain PS Benteng, Budi Eka Putra dan Doni Setiawan yang terekam kamera melakukan pengeroyokan terhadap wasit Cholid (Jogjakarta) mendapatkan sanksi yang cukup tegas dari Panitia Disiplin PT GTS, selaku operator kompetisi. Dua tahun larangan menjalani pertandingan di semua level kompetisi di bawah naungan PSSI menjadi sanksi nyata buat mereka. Melalui surat nomor 04/PANDIS_GROUP E Linus/AMATIR-ISC/XI-2016 Pandis GTS sanksi tersebut, dijatuhkan kepada yang bersangkutan. Pada laga tersebut, juga dijatuhkan empat kartu merah kepada pemain PS Benteng, antara lain, Gatut Bekti, Abdul Majid Mony, Ahmad Ramdhan, dan Dony Setiawan pada menit ke-20 babak kedua berlangsung. Semusim terakhir, Pandis juga sudah mengeluarkan beberapa sanksi dan denda kepada pihak-pihak yang mencoba mendestruksi kompetisi, baik di level profesional ataupun amatir. Tetapi apa yang terjadi di level kompetisi Linus kemarin seakan menjadi paripurna akan ketidakberesan sepak bola Indonesia. Padahal sejatinya, Linus merupakan ajang pembinaan pemain muda. Tetapi, kejadian tersebut semacam menjadi sebuah nokta merah yang harus menjadi perhatian semua pihak. Menpora Imam Nahrawi pun terkejut atas apa yang terjadi di ranah yang menjadi konsentrasinya. \"Yang begini ini harus dipolisikan,\" tegasnya kemarin (27/11). Sanksi dari GTS memang terkesan belum membuat jera. Terlebih, situasi kompetisi di level Linus gengsinya cukup besar untuk level kompetisi amatir. Direktur Utama PT GTS, Joko Driyono menerangkan kalau sanksi yang dijatuhkan Panitia Disiplin sudah mengikat. Tetapi pihaknya menggaransi akan mengawal proses tersebut sehingga bisa ditingkatkan ke level Komisi Disiplin PSSI. \"Semuanya masih memungkinkan,\" katanya. Namun, badan Yudisial PSSI, seperti Komisi Disiplin, Komisi Banding dan Komite Etik baru akan diputuskan pada Kongres PSSI berikutnya, 8 Januari mendatang. (nap)  

Tags :
Kategori :

Terkait