CIREBON - Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) punya andil besar dalam mendorong perekonomian. Bahkan bukan hanya di level tiap wilayah, melainkan Indonesia. Para pelakunya bisa mengurangi jumlah pengangguran atau membuka lapangan kerja baru. Di Ciayumajakuning, penyerapan dana kredit UMKM juga mencapai 13,2 persen. Padahal penyerapan kredit secara keseluruhan hanya 8 persen. \"Potensi terbesar memang ada di sektor UMKM, cukup kondusif dan visible,\" ujar Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Cirebon Abdul Majid Ikram. Majid mengimbau dengan kondisi ini jangan dibenturkan, bahwa susah mendapatkan kredit UMKM. Sekarang mudah, justru perbankan mencari pelaku UMKM untuk penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ciayumajakuning sendiri mendominasi di sektor kerajinan makanan, rumah makan dan batik. Hal ini juga ditunjang kondisi inflasi yang rendah saat ini secara nasional, sehingga daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya sudah lebih baik. \"Untuk support dan fasilitasi UMKM kami punya pameran lokal di Cirebon juga di tingkat nasional,\" ujarnya. KPw BI Cirebon dalam beberapa kali kesempatan mengajak UMKM binaan ke pameran nasional, seperti yang dilakukan Agustus lalu dengan total pendapatan mencapai Rp50 miliar. Sayangnya, batik Cirebon tidak membawa produksi dalam jumlah besar sehingga hanya meraup Rp200 juta. Pihaknya bahkan lebih fokus pada target keluar Cirebon. Untuk event lokal hanya sebagai media bagaimana pelaku UMKM punya cara promosi produk dan membandingkannya dengan produk lain. Majid menambahkan, jika sudah lebih terbuka pada produk UMKM lain dan standar kualitas terpenuhi barulah dibawa ketingkat nasional atau tak menutup kemungkinan hingga kancah internasional, walau BI pun tetap harus memberlalukan filterisasi. Ini juga berlaku bagi UMKM di Ciayumajakuning jangan sampai produk yang dihasilkan stagnan, begitu-begitu saja. \"Kalau ada kesempatan, kerajinan kerang bisa dibawa ke pameran nasional atau internasional,\" pungkasnya. (tta)
Kategori :