JAKARTA – Semangat NTT untuk mewujudkan New Tourism Therithory (NTT) patut diacungi dua jempol. Setidaknya, itulah yang sedang diperjuangkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka, NTT. Sebuah buku berjudul ‘Underwater Maumere’ sedang dirilis dan dipamerkan di Toko Buku Kinokuniya, Plaza Senayan, 14 Desember 2016. Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera hadir di acara launching tersebut.
”Ini adalah respon dari kegiatan-kegiatan kami sebelumnya. Buku ini akan dijual dan disebar tepat sasaran ke jaringan Fotografer international. Isi bukunya adalah keindahan bawah laut Maumere lewat lensa kamera. Gambar dalam buku ini adalah kumpulan foto dari kegiatan kompetisi fotografi bawah laut internasional Festival Teluk Maumere 2016 yang lalu. Dan selain itu, kami mainkan ini juga di sosial media,” jelas Yoseph Ansar, Bupati Sikka.
Menurut dia, Maumere, Flores merupakan teluk yang populer sebagai tempat penyelaman tertua di Indonesia. Keindahan bawah lautnya luar biasa menawan. Agar memantik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara kembali datang ke wilayahnya, pemerintah daerah Sikka meluncurkan buku dengan performance yang keren, di jaringan Toko Buku internasional, dan lokasi elite di Jakarta.
Yoseph menjelaskan, sekitar ada lebih dari 20 foto terbaik yang dilampirkan di dalam buku tersebut. Pihaknya terkejut, banyak sekali para fotografer yang mendaftar di kompetisi fotografi tersebut dari wisatawan mancanegara. ”Awalnya kegiatan lomba ini hanya untuk tingkat kabupaten saja, tapi justru yang mendaftar dari luar negri. Itu artinya keindahan alam kami juga sudah dikenal dunia, maka dari itu kami tidak mau kehilangan momentum ini,” tambahnya.
Maumere adalah sebuah kecamatan di kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pernah diguncang tsunami pada tahun 1992 dan menewaskan 900 orang, tidak lantas membuat Maumere kehilangan pamornya sebagai salah satu surga di Indonesia. Sebagai satu-satunya kota terkecil yang pernah dikunjungi oleh Sri Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989, Maumere menjadi pintu gerbang ke wilayah timur kepulauan dengan beberapa hasil alam yang berhasil diekspor berupa kopra, pisang, kemiri, dan kakao. Selain itu, usaha kerajinan tangan yang mendunia adalah kain tenun ikat beragam motif.
Melihat segala kekayaan yang dimiliki Maumere, Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terus berusaha untuk meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Maumere dengan meluncurkan buku tersebut. Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Sikka juga sukses mengadakan Festival Teluk Maumere pada tanggal 17 sampai 21 Agustus 2016 yang lalu.
Berbagai kegiatan telah direncanakan untuk memeriahkan festival ini, salah satunya adalah Lomba Foto Bawah Laut yang akan diikuti oleh 30 peserta baik dalam maupun luar negeri dengan juri profesional dari berbagai negara. Dalam even itu, pemerintah daerah memperlombakan foto Rally Konservasi Bahari Maumere serta menggelar pesta rakyat yang menjadi acara hiburan selama festival berlangsung.
”Kami akan laksanakan lagi di tahun 2017, karena diharapkan dengan digelar Festival Teluk Maumere 2017 nanti, paket-paket wisata yang diluncurkan, masyarakat dalam negeri dan luar negeri akan kembali tertarik untuk berkunjung ke Maumere lagi,” katanya.
Bupati juga masih belum percaya kalau keadaan Maumere sudah kembali seperti semula, sebelum terjadinya gempa. Namun lewat foto-foto dari kontestan ia yakin Maumere sudah siap go Internasional. \"Keindahan Maumere tak kalah dengan Raja Ampat. Lewat buku ini saya berharap Maumere go internasional, makin dikenal dunia dan datang ke Maumere,\" ujar Yoseph.
Bukan hanya satu atau dua, Teluk Maumere memiliki sekitar 22 spot diving. Adanya kegiatan lomba fotografi ini menambah jumlah wisatawan ke Maumere.\"Total wisatawan sampai bulan ini 28.626 orang dengan pasar internasional dari Eropa dan Chna serta Indonesia,\" jelas Kadispar Sikka, Ken Didimus. Buku ini hanya terbit dengan jumlah yang terbatas dan hanya tersedia di jaringan Internasional yang tujuannya adalah untuk wisatawan mancanegara.(*)