KEJAKSAN - Setelah sebelumnya sempat sulit dikonfirmasi mengenai kritik dari wakil rakyat terhadap pernyataan yang salah data, terkait persoalan mutasi dua pegawai negeri sipil yang karirnya mandeg, akhirnya Sekretaris Daerah, Drs H Hasanudin Manap MM, angkat bicara. Sekda beralasan, kesalahannya membuat pernyataan di media massa karena data yang diberikan kepadanya salah. “Saya berbicara tuh bukan karena sendiri, tapi atas laporan dari staf,” ujar dia saat ditemui Radar di halaman parkir Balaikota Cirebon, Senin (23/8). Tapi, kata Sekda, kalau ternyata terjadi kesimpangsiuaran data di lapangan, maka pihaknya akan kembali mengkaji data-data tersebut. Sebab, data yang dimaksud adalah salahsatu dasar pertimbangan untuk dilaksanakannya mutasi. “Keseluruhan akan saya evaluasi keseluruhan dan akan dikaji,” ucapnya pria yang juga ketua badan pertimbangan jabatan dan pangkat ini. Menurut Sekda, belum tersedianya data yang valid hingga saat ini, menjadi dasar mengapa mutasi untuk eselon II, III dan IV belum dilaksanakan. Pasalnya, data-data yang dibutuhkan masih perlu pengecekan ulang, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam proses mutasi. “Termasuk PNS yang tidak tersentuh mutasi, kita kaji dulu datanya,” tuturnya. Sementara itu, Mantan Wakil Walikota, Dr H Agus Alwafier MM MBA, membuat pengakuan yang mengejutkan. Menurut Agus, jika akan diadakan mutasi memang benar ada rapat yang dimpimpin walikota, wakil walikota dan baperjakat. Dalam rapat itu, baperjakat menyampaikan data pegawai yang akan dimutasi. “Kemudian walikota mengevaluasi hasil godokan baperjakat itu,” urainya. Tapi, lanjut Agus, seringkali malam hari sebelum pelantikan terjadi perubahan. Nahasnya, perubahan itu terjadi dari sepertiga, bahkan separuhnya dengan memasukkan orang-orang tertentu yang tidak pernah terbawa dalam rapat. Bahkan tidak memenuhi kriteria tapi dipaksakan. “Saya punya pengalaman tidak mau paraf ulang dan tidak mau hadir dalam rapat mutasi karena pengalaman seperti itu,” akunya. Menurut Agus, kejadian macam ini sudah sering terjadi, imbasnya apa yang sudah disepakati selalu saja berubah. Sehingga orang-orang yang berprestasi, punya kapabilitas dan layak untuk promosi, malah kalah dengan orang-orang yang memanfaatkan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Agus berharap agar skandal mutasi bisa diungkap. Tujuannya semata-mata untuk memberikan efek jera. Tapi, karena tertutup rapat dan rapih, maka memang sulit untuk membuka persoalan mutasi. “Jadi bisa dikatakan bohong jika mutasi itu murni dilakukan secara proporsional dan profesional. Coba lebih baik introspeksi,” tegasnya. (yud)
Skandal Mutasi Harus Diungkap
Selasa 24-08-2010,07:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :