Wow, 999 Gedung Sekolah di Kuningan Rusak Berat

Senin 20-02-2017,04:09 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KUNINGAN - Fasilitas sarana pendidikan di Kabupaten Kuningan, terutama gedung sekolah, saat ini kondisinya banyak yang memprihatinkan. Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik) Kabupaten Kuningan, tercatat ada 999 sekolah kondisinya rusak berat. Terlebih saat ini musim hujan. Kondisinya cukup mengkhawatirkan orang tua siswa jika turun hujan deras. Banyaknya sekolah yang rusak itu dari semua tingkatan, mulai SD, SMP dan SMA/SMK. Hal itu dipaparkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud), Dian Rahmat Yanuar. Dian mengatakan, jumlah sekolah yang mengalami rusak berat itu diperolehnya dari Dapodik. Menurutnya, hampir sebagian besar bangunan sekolah mengalami kerusakan yang berat, bukan ringan lagi. \"Karena itu, membutuhkan penanganan yang sangat serius. Kalau dibiarkan itu sudah bukan direhab lagi, tapi dihancurkan dan kemudian dibangun kembali menjadi ruang kelas baru. Dampak dari rencana itu, anggaran yang dibutuhkan jelas sangat besar,” beber Dian. Menurut dia, berdasarkan dari Dapodik Kuningan bahwa ada sekitar 999 sekolah yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Karena saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan baik di tingkat SD, SMP hingga SMA/SMK yang tersebar di seluruh Kabupaten Kuningan. “Tak hanya bangunan sekolah, ternyata alat bantu belajar mengajar seperti buku dan alat tulis juga masih butuh perhatian serius. Di samping itu, guru juga dari segi kualitas dan kuantitas masih perlu ditingkatkan lagi kemampuannya,” paparnya. Dari sisi kuantitas, sambung Dian, hasil dari laporan kepegawaian ternyata masih kurang, perlu adanya penambahan proporsi. Sekarang, tak kurang dari 1.000 tenaga pendidik masih dibutuhkan di sekolah-sekolah yang tersebar di Kuningan. Sisi kualitas, masih cukup banyak guru bantu yang tingkat pendidikan kurang memenuhi standar. Antara lain hanya lulusan SLTA, belum bersertifikasi dan lainnya. \"Itu juga menjadi perhatian serius kami,\" ujarnya. Dia menambahkan, harus pula ada pemerataan guru-guru di semua wilayah agar tersebar secara merata. Hal itu sebagai langkah konkret redistribusi. \"Sehingga prioritas kita sekolah dengan slogan 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) itu harus mendapatkan guru proporsional agar seimbang,” terang Dian. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait