Bantah Ada Pungli di Jalur Alternatif

Minggu 12-03-2017,12:46 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN-Keluhan dari para pengguna jalan yang melintasi jalur alternatif di wilayah Kecamatan Darma, disikapi serius Satlantas Polres Kuningan. KBO Lantas Polres Kuningan Ipda Sutarja Fahrudin SPd bersama Kanit Dikyasa Aiptu Ade Sudrajat terlihat memantau ruas jalan yang menghubungkan antar desa dan dijadikan jalur alternative pasca amblasnya jalan nasional di Desa Kawahmanuk. Petugas dari kepolisian juga terus melakukan patroli di sepanjang jalur alternatif tersebut. Dari pantauan KBO Lantas, kondisi jalan alternatif cukup memprihatinkan lantaran banyaknya kendaraan yang melintas, sementara kekuatan jalan tidak diproyeksikan untuk menahan beban yang cukup berat. Pihaknya mengakui jika kondisi jalan yang dilalui kendaraan secara terus menerus memang mengakibatkan kerusakan jalan. Masyarakat yang berada di lokasi jalan alternatif sudah berusaha memasang bahan material di bahu jalan supaya kerusakan jalan tidak semakin parah. Disamping itu, sambung dia, kepolisian juga melakukan penerapan satu jalur agar kendaraan tidak terjebak macet. Sistem one way di jalan alternatif itu dilakukan untuk kelancaran tertib berlalu-lintas. “Untuk sementara kami menganjurkan agar pengendara bisa melewati dulu jalur-jalur alternatif yang disiapkan. Yakni menuju Desa Parung melalui Gunung Sirah hingga mencapai Cikijing Kabupaten Majalengka. Kalau jalur dari arah Cikijing menuju Kuningan, dianjurkan masuk ke Desa Cipasung ke arah Desa Jagara,” papar Sutarja. Soal adanya dugaan pungli yang ada di sepanjang jalur alternatit tersebut, Sutarja dengan tegas membantahnya. Dari pengamatannya di lapangan, tidak ada indikasi pungli yang kerap dikabarkan sebagian orang. “Sebenarnya apa yang dikatakan pungli di jalan-jalan alternatif itu tidak ada. Justru malah membantu petugas kepolisian untuk mengatur lalu lintas. Soal uang yang diberikan pengguna jala, itu diberikan sukarela oleh penggunan jalan. Kemudian uangnya dimanfaatkan untuk memelihara jalan di jalur-jalur desa secara swadaya oleh masyarakat setempat,” ungkap dia. Pihaknya berterima kasih kepada warga di sepanjang jalur tersebut yang sudah mengatur arus lalulintas dengan sukarela. Kemudian juga melakukan perbaikan badan jalan supaya tidak semakin amblas. “Ada beberapa titik di jalur alternative yang kondisinya rusak lantaran banyak kendaraan yang melintas. Tapi warga memperbaikinya dengan uang yang terkumpul dari pengguna jalan yang melintas. Sekali lagi tidak ada pungli di ruas jalan ini, karena sifatnya sukarela,” tegas Tarja. Sujono, warga Sukarasa, Kecamatan Darma mengatakan, sepanjang ruas Jagara sampai Cipasung ada sekitar 15 titik dimana warga melakukan pengaturan arus lalulintas. Biasanya pengguna jalan memberikan uang sukarela kepada warga yang mengatur kelancaran lalulintas. “Jalan di ruas ini tidak lebar dan sulit ketika dua kendaraan roda empat berpapasan. Malah waktu itu ada kendaraan yang terjerembab ke sawah karena terpeleset saat berpapasan dengan mobil lainnya. Jalannya memang sempit kok,” katanya. (ags) 

Tags :
Kategori :

Terkait