ASTANAJAPURA – Kapolsek Astanajapura AKP Subagyo SH beberapa kali harus berdiri dari kursi duduknya, sambil mengangkat tangannya ke depan. Ia berkali-kali mengingatkan dua pihak yang sedang melakukan mediasi di kantornya, agar tetap menahan diri dan tidak menggunakan emosi dalam menyampaikan pendapat. “Ingat kepala tetap dingin, kita di sini cari solusi, tahan emosinya,” ujar Subagyo saat memediasi antara masyarakat dengan pengelola Tol Kanci-Pejagan PT Semesta Marga Raya (SMR), Selasa (14/3). Dalam mediasi yang berlangsung sekitar satu jam setengah tersebut, tak kunjung dihasilkan titik temu. Perwakilan masyarakat tiga desa yakni Desa Japura Babkti, Japura Lor dan Mertapada Wetan pun meninggalkan lokasi diskusi setelah solusi yang ditawarkan pihak pengelola tol dirasa tidak sesuai dengan yang dituntut oleh massa. “Ini sih ngomong ngelantur gak jelas, gak bakalan ketemu, lebih baik kita pulang dan kita akan lakukan aksi lagi, percuma diteruskan (pertemuan-red),”ujar koordinator masyarakat Mae Azhar sambil menyuruh rekan-rekannya untuk segera beranjak dari tempat duduknya. Menurut Azhar, tuntutan warga sebenarnya bukanlah hal yang aneh ataupun tidak masuk akal. Warga sekitar tol hanya meminta pihak pengelola tol melakukan upaya meminimalisir dampak banjir yang sering melanda tiga wilayah tersebut. Selain itu, warga juga meminta komitmen pengelola tol untuk menyalurkan bantuan rutilahu kepada tiga warga yang rumahnya sudah disurvei oleh pengelola tol. “Permintaan warga itu tidak mengada-ada, mereka hanya minta pengelola tol untuk membuat saluran dan gorong-gorong, tapi yang permanen bukan asal-asalan. Harus dikasih senderan, itu realistis kan? Kecuali, kami minta warga empat desa digratiskan kalau masuk tol,” imbuhnya. Pihaknya pun akan melakukan upaya-upaya lainnya termasuk akan mengirimkan surat ke beberapa instansi terkait seperti Badan Pengawas Jalan Tol (BPJT), Kementerian ESDM dan lain-lain agar masyarakat mendapatkan keadilan. Terpisah, Kepala Cabang PT Semesta Marga Raya (SMR) Tol Kanci Pejagan Yayan mengatakan bahwa pihaknya saat ini sudah melakukan sejumlah langkah awal dari tuntutan warga. Langkah yang sudah dilakukan, sebut Yayan, membuat saluran irigasi atau pembuangan sepanjang 1 kilometer sehingga dampak banjir bisa diminimalisir. “Beberapa yang menjadi tuntutan warga sudah kita lakukan, termasuk membuat irigasi, bahkan ukurannya sekarang dua kali lipat dari ukuran sebelumnya. Kita minta warga bersabar, tidak semuanya bisa kita wujudkan langsung, kita bukan Bandung Bondowoso, ada prosesnya,\" katanya. (dri)
Mediasi Deadlock, PT SMR : Kami Bukan Bandung Bondowoso
Rabu 15-03-2017,14:30 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :