Gas Melon Langka, Pertamina Salahkan Pengecer

Selasa 21-03-2017,08:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Wilayah III Cirebon membantah terjadinya kelangkaan dan kekosongan gas melon. Sebaliknya, Pertamina mengklaim pasokan normal dan tidak terjadi perubahan. Senior Sales Executive (Sr SE) LPG X Pertamina Cirebon, Endra Rachmawan menyampaikan, kelangkaan gas melon di sejumlah daerah akibat ulah oknum motoris (pengecer gas dengan kendaraan roda dua). Pengecer menjual ke luar daerah lain, sehingga pasokan terganggu. \"Sebenarnya tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kg. Hanya ada keterlambatan, itu pun pengirimannya cepat, hanya saja peran pengecer motoris yang mengganggu pasokan. Harusnya daerah lain cukup, namun harus berkurang karena dijual ke tempat lain,\" jelas Endra Rachamawan dalam siaran persnya, Senin (20/3). Senada diungkapkan Kepala Bidang LPG Hiswana Migas, Fauzi Hasan. Idealnya, kata Hasan, dari agen ke distributor kemudian ke pangkalan, selanjutnya ke pengecer. Dalam setiap wilayah sudah dibagi sesuai kebutuhannya. Hanya karena keterlambatan pengiriman, pengecer motoris mengirim gas elpiji 3 kg ke daerah lain, akhirnya pasokan di daerah tersebut terganggu. \"Ini karena keterlambatan pengiriman dan tidak sabarnya pengecer motoris mengirim ke zona atau titik distribusinya, sehingga di tempat yang seharusnya didistrbusikan terjadi kekosongan,\" tuturnya. Dalam hal ini, Hiswana Migas mengklaim cepat tanggap dalam mengantisipasi isu kelangkaan di masyarakat. Pihaknya langsung melakukan operasi pasar di 48 titik desa dan kelurahan sewilayah III Cirebon. Dari hasil operasi pasar itu, pihaknya hanya mampu menambah alokasi fluktuatif 50 persen dari jumlah yang ada. Yakni 18 dan 25 Maret. \"Dari informasi kelangkaan itu, kita lakukan operasi pasar. Ternyata banyak yang tidak habis. Maka sebenarnya, kelangkaan yang diisukan itu tidak terjadi,\" jelasnya. Karena itu, untuk antisipasi hari libur pada 28 Maret 2017, pihaknya akan menambah alokasi sebesar 100 persen. Atau dengan total 332.000 tabung gas melon akan dialokasikan. \"Alokasi harian sekitar 166.000 tabung. Karena pekan depan tanggal merah kita tambah 100 persen jadi 332.000 tabung. Kalau dihitung dengan hari efektif kerja satu bulan 26 hari, alokasi gas subsidi sekitar 4,6 juta/bulan,\" jelasnya. Hiswana Migas juga tak henti-hentinya meminta kepada pemerintah daerah agar membuat regulasi penggunaan gas melon ini hanya boleh digunakan bagi masyarakat yang tidak mampu. Yakni masyarakat penghasilan maksimal Rp 1,5 juta/bulan, pedagang dan UMKM berbahan dasar gas dengan omset maksimal Rp 50 juta/bulan. \"Harus ada regulasi seperti di Kabupaten Kuningan. Bupatinya sudah membuat edaran mengenai larangan penggunaan gas subsidi. Seharusnya masyarakat yang mampu sadar dan harus segera berpindah ke gas elpiji 5,5 kg. Kalau masih memakai yang 3 kg harusnya malu,\" tandasnya. (via)

Tags :
Kategori :

Terkait