1 Korsel vs Syria 0, Masih Boleh Bermimpi

Rabu 29-03-2017,14:42 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

SEOUL – Hadi Al-Masri, bek kiri Syria, hanya bisa termenung begitu tembakan Hong Jeong-ho dapat menjebol jala gawang Ibrahim Alma. Karena, laga matchday ke-7 Kualifikasi Piala Dunia 2018 dalam zona AFC di Seoul World Cup Stadium, Seoul tadi malam WIB tersebut baru empat menit. Qasioun –julukan Syria– pun pulang tanpa kemenangan. Kekalahan itu membuyarkan asa Syria melanjutkan tren tiga poinnya. Ahmad Al-Salih dkk kini masih terpaku pada peringkat keempat klasemen sementara Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona AFC. Terpaut lima poin dengan Korsel di posisi kedua di bawah Iran dalam zona nyaman untuk dapat terbang ke Rusia tahun depan. Syria masih mengoleksi delapan poin. Meski kehilangan poin, setidaknya Syria dapat memberi bukti bahwa mereka masih mampu menyulitkan Korsel sebagai negara kekuatan sepak bola di Asia. Di sisi peringkat FIFA keduanya terpaut 55 setrip. Korsel di peringkat 40 FIFA, sedangkan Syria masih ada di peringkat 95. Tentunya, Ki Sung-yueng dkk tidak pernah merasakan hidup di negara yang mengalami konflik dalam negeri berkepanjangan seperti Syria. \'\'Kami selalu jauh dari rumah kami, dan situasi kami sangat sulit, dan bahkan lebih sulit dibandingkan tim lainnya. Kami ingin memenangi laga lebih dari tim mana pun. Kami ingin memberi kebahagiaan pada bangsa kami,\'\' ucap pelatih Syria Ayman Hakeem, dilansir dari Yonhap News Agency. Syria masih boleh bermimpi. Karena dari tiga laga tersisa, dua laga di antaranya dilangsungkan di kandangnya sendiri. Meski bukan di Aleppo atau Damaskus, melainkan di Malaysia. Yaitu, melawan Tiongkok (13/6) dan Qatar (31/8). Catat, Syria tidak terkalahkan ketika bermain di kandangnya sendiri. \'\'Kami belum menyerah,\'\' lanjutnya. Ya, dibandingkan tim lainnya, Syria satu-satunya negara konflik di Asia yang mampu melaju ke babak ketiga fase grup Kualifikasi Piala Dunia 2018 ini. Bukan hanya tidak dapat bermain di negaranya sendiri. Untuk mendapatkan pemain bagus dari kompetisi dalam negeri pun sulit. Itulah karenanya dari tim utamanya, hampir semua bermain di luar negeri. Sebut saja Mahmoud Al-Mawas (Umm Salal/Qatar), Omar Khribin (Al Hilal/Arab Saudi), lalu Al-Salih (Henan Jianye/Tiongkok), dan Firas Al-Khatib (Al Kuwait/Kuwait). Dengan bermain di klub luar negeri, pemain-pemain Syria bisa terjamin. Bukan hanya dari sisi latihannya, begitu juga dari nilai pemasukan yang mereka dapatkan. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait