Tanam Serentak Solusi Atasi Rawan Pangan

Rabu 19-04-2017,12:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Kondisi sejumlah areal lahan pertanian (sawah) di Kecamatan Kapetakan, masih terendam air. Hasil panen pun dipastikan tidak akan maksimal karena tanaman padi yang tidak bisa tumbuh maksimal, akibat lokasi yang selalu tergenang air. Bahkan untuk musim tanam tahun ini, sejumlah petani harus melakukan dua kali penanaman akibat cuaca yang tidak menentu, yang membuat kondisi lahan pertanian terendam air berhari-hari. “Ini tanam yang kedua, terakhir tanam itu sekitar satu setengah bulan yang lalu. Yang sebelumnya ya gagal karena lama terendam air. Kemarin-kemarin kan curah hujuan cukup tinggi. Karena dua kali menanam, kita merugi juga,” ujar Sudarno, petani Desa Kapetakan yang ditemui Radar Cirebon. Kondisi air yang telat surut, membuat penanaman ulang yang kedua menghambat tumbuh kembang tanaman padi. Sehingga meskipun tumbuh, hasil yang didapat nantinya tidak akan maksimal. “Lihat saja, airnya menggenang terus, tanaman juga jadi terlihat jarang-jarang,” imbuhnya. Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Zaenal Arifin Waud saat dihubungi Radar mengatakan, kondisi cuaca yang tidak menentu, membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon menjadi wilayah rawan pangan. Menurutnya, saat ini sudah ada enam desa yang dinyatakan masuk ke dalam kriteria desa rawan pangan. Karena akses pangan yang sulit, setelah melakukan pertemuan dengan Dinas Ketahanan Pangan. Salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan hasil pertanian untuk mengamankan stok agar tidak terjadi kondisi rawan pangan. Salah satunya dengan menyosialisasikan masa tanam raya. “Petani harus berinovasi, jangan yang satu panen tapi yang lain belum. Yang belum ini yang nantinya malah diserang tikus, sehingga hasil produksi menurun,” tuturnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait