Petani Garam Butuh Jaring Pengaman, Minta Ada Standar Harga Pemerintah

Jumat 19-05-2017,08:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Ratusan petani garam khawatir masuknya garam impor secara perlahan bisa merusak harga garam yang saat ini ada di angka Rp 2.500 per kilogramnya. Padahal saat ini, para petani belum sempat menikmati mahalnya harga garam, karena baru memulai proses produksi dan diprediksi baru mulai panen pada pertengahan bulan puasa. “Harga garam memang lagi mahal, tapi petani tidak ada yang punya garam. Kita panen langsung jual, sekarang harga lagi mahal, sebentar lagi harga garam pasti turun. Ditambah lagi dengan keberadaan garam impor, harga garam pasti tambah hancur,” ujar salah satu petani asal Desa Pangenan, Wasmud (46) saat ditemui Radar, Kamis (18/5). Pemerintah kata Wasmud, sudah harus mulai membuat jaring pengaman untuk para petani, sehingga jika terjadi panen raya garam, harga tidak jatuh dan petani masih bisa untung. “Ini sih kalau panen, harga garam biasanya paling mahal Rp500 per kilo. Bahkan kalau lagi banyak, bisa sampai Rp 200 per kilo,” imbuhnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah yakni dengan menerima atau menampung hasil panen dari para petani, sehingga petani juga ikut merasakan manisnya harga garam. “Kalau bisa kaya petani di sawah, ada Bulog yang beli hasil panennya. Ada harga standar dari pemerintah untuk tiap kilo gabah yang dibeli,” paparnya. Yang paling dikhawatirkan oleh Wasmud adalah, jika nantinya produksi garam melimpah, otomatis membuat harga garam jatuh. Bahkan tidak jarang petani yang harus banting harga untuk bisa segera menjual garamnya. Sementara itu, aktivis Cirebon Timur, Rian Jaelani mengatakan, kebutuhan akan jaring pengaman petani garam ini harus segera direalisasikan. Terlebih sebagai salah satu daerah penghasil garam terbesar di Indonesia, petani Cirebon belum begitu mendapat perhatian dari pemerintah. “Kalau pemerintah peduli, ya harus bikin BUMN atau BUMD yang khusus menangani garam. Potensi dan masa depan garam di Cirebon itu ada dan besar, tinggal pemerintah yang harus menyiapkan medianya,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait