Sistem Lumpuh, Ratusan Miliar Saham Lepas

Selasa 11-07-2017,20:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Serangan siber melumpuhkan sistem perdagangan bursa efek indonesia (BEI). Efeknya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersendat selama 1 jam. Para broker tidak bisa melayani transaksi akibat sistem perdagangan mandek sejak pembukaan perdagangan. Untungnya, setelah dilakukan pengecekan ulang, sistem teknologi informasi (IT), perdagangan bisa dilanjutkan pada pukul 10.00. Alhasil, dipenghujung perdagangan, Indeks ditutup terkoreksi 43,28 poin (0,74 persen) menjadi 5.771. Selanjutnya, investor asing setidaknya melepas saham Rp466,8 miliar. Irvin, salah seorang pialang mengaku kaget. Itu karena tidak mendapat info lengkap dari kantor atau pun dari bursa. Irvin kelabakan karena tidak bisa melakukan order jual dan beli dari nasabahnya. Maklum, serangan dadakan itu terjadi di awal-awal perdagangan, kala transaksi sedang bejibun. ”Potensial lost ada. Tetapi, tidak sampai triliunan,” tegas Irvin. Merespon kondisi itu, manajemen BEI menggaransi lumpuhnya sistem perdagangan itu bukan akibat serangan virus. Keputusan penghentian perdagangan menyusul terjadi error pada sistem penunjang datafeed. Itu terjadi karena ada datafeed dengan format berbeda. ”Akibatnya, publik tidak mendapat informasi. Sejatinya, kalau sistem perdagangan jalan, enggak ada problem,” tutur Direktur Utama BEI Tito Sulistio. Tito menjamin insiden itu bukan merupakan serangan virus. Sebab, Jakarta Automated Trading System (JATS) tidak terjadi masalah. Selain itu, sistem perdagangan bursa memakai perangkat lunak Linux bukan Windows. Nah, serangan virus Ransoomware Wanna Cry beberapa waktu lalu hanya menyerang Windows. ”Karenanya, cek and ricek dilakukan setiap hari,” ucapnya. Selain itu, otoritas pasar bakal terus meningkatkan keamanan inti sistem perdagangan dengan penguatan IT. Tahun ini, perusahaan menyiapkan dana USD 25 Juta atau setara Rp335 miliar untuk investasi. ”Per 30 Agustus nanti kita sudah pindah ke sistem baru,” ucap Tito. Investasi itu bilang Tito akan meningkatkan availability system sistem Jakarta Automated Trading System (JATS) dari 99,975 persen menjadi 99,98 persen. Availability system merupakan tolak ukur berfungsinya sebuah sistem. Semakin tinggi angka availability system, maka sistem itu semakin andal dalam menjalankan fungsinya. (far)

Tags :
Kategori :

Terkait