Baru Sosialisasi Warga Sudah Menghindar, MUI Siap Dampingi Dinkes

Jumat 21-07-2017,20:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Pemberian vaksin MR untuk mencegah campak dan rubella juga bakal dilakukan di wilayah Benda Kerep, Argasunya, Kota Cirebon. Dengan tingkat partisipasi yang masih rendah, maka target pemerintah hingga 95 persen rasanya akan sulit. Hal ini dikatakan Kader Posyandu Benda Kerep, Iis Uswatun Hasanah. “Lima persen saja yang ikut, sudah bagus sekali,\" ucapnya, kemarin. Dia sudah melakukan sosialisasi mengenai pemberian vaksin MR ini kepada masyarakat. Justru imbasnya, masyarakat mulai berkurang saat mengikuti posyandu. “Jadi setelah sosialisasi vaksin MR ini, biasanya posyandu banyak yang ikut, eh sekarang malah berkurang. Mereka rupanya takut. Ya begitulah belum ada cara untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat,\" kata wanita asal Sindanglaut itu. Di RW Benda Kerep sendiri ada dua posyandu. Yakni Posyandu Kenanga I dan II. Jumlah balita ada sekitar 168 anak yang ikut posyandu sekitar 149 anak. “Ya coba kita lakukan pelan-pelan. Lambat laun pasti ada perubahan,” harap Iis. Sementara dari Kabupaten Cirebon, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Cirebon Dedi Supriatnataris MKM mengatakan ada sekitar 542.380 sasaran balita yang akan menjadi target imunisasi vaksin Measles Rubella (MR) yang bakal mulai digelar bulan Agustus-September. \"Sosialisasi sudah kita lakukan, karena target nasional itu harus bisa mencapai 95 persen,\" ucapnya, kemarin. Dijelaskan, sejak bulan Mei, pihaknya mengumpulkan berbagai instansi terkait seperti MUI, Kemenag, dan juga Dinas Pendidikan. Hal itu untuk mensosialisasikan pelaksanaan vaksin MR. Sementara pada bulan Juli, terutama sejak Idulfitri, dinkes mulai menggencarkan sosialisasi ke setiap puskesmas dan juga kader-kader posyandu. Dalam setiap sosialisasi pihaknya selalu menggandeng Kader Posyandu, perwakilan Kantor Urusan Agama, polsek dan juga UPT Pendidikan. Tujuannya untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman di masyarakat terkait pemebrian vaksin MR. Dikatakan dia, vaksin MR ini sebenarnya dulu merupakan vaksin campak. Hanya saja saat ini ada tambahan vaksin untuk mencegah rubella. \"Measles itu kan untuk pencegahan penyakit campak ini sudah ada sejak dulu. Yang baru itu karena ditambah rubella. Jadi ini dalam satu gen dua jenis anti gen,\" katanya. Memang dari beberapa daerah pada pelaksanaan imunisasi tahun lalu, ada beberapa masyarakat yang masih rendah angka partisipasinya. Bahkan ada masyarakat yang menolak. Hal ini karena faktor ketidaktahuan masyarakat, terutama masih berkembangnya pemahaman mengenai adanya unsur yang diharamkan dalam agama. \"Beberapa daerah tahun lalu masih ada masyarakat yang menolak. Itu ada di daerah Talun, Beber, juga ada. Bahkan ada desa yang tidak mau. Makanya ini kita terus sosialisasikan,\" jelasnya. Menurutnya, sejuah ini vaksin MR tidak mengandung unsur yang diharamkan. Hanya saja dalam vaksin MR ini ada unsur bahan perkembangan telur. Sehingga anak balita yang alergi terhadap telur saat pemberian vaksin MR sebaiknya ditunda terlebih dahulu untuk pemberian vaksinnya. Untuk nanti akan dilakukan pelaksanaan sweeping oleh tim dokter. \"Untuk balita yang alergi telur kita tunda dulu pemberian vaksin sebelum dilakukan sweeping pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter,\" jelasnya. Sementara itu, Wakil Ketua MUI Kabupaten Cirebon KH Mukhlisin Muzarie mengatakan pihaknya siap mendampingi dinas kesehatan dalam melakukan upaya pemberian vaksin. Sejauh ini, kata dia, belum ada keresahan di masyarakat mengenai pemberian vaksin MR. \"Kalau ada unsur-unsur yang membahayakan ini seharusnya didiskusikan dulu. Ada pertemuan untuk membahas lebih mendalam, apa kanduangan dari vaksin itu,\" jelasnya. Sebab, seperti halnya dalam pemberian vaksin meningitis untuk jamaah haji, ada kandungan enzim bagi dalam insulinnya. Ini sempat menjadi pro kontra, karena pemberian vaksin sendiri merupakan upaya preventif, baik untuk pengobatan yang sifatnya mendesak atau darurat. Namun ketika itu, Kerajaan Arab Saudi tidak mengizinkan bagi jamaah haji yang belum divaksin meningitis. Sehingga hal ini bisa dikategorikan darurat, karena untuk kepentingan ibadah haji terlaksana. \"MUI merekom insulinnya itu dari bahan nabati bukan hewani,\" ucapnya. Sementara untuk vaksin MR sendiri, sambung Mukhlisin, pihaknya harus mengetahui kebenaran adanya unsur yang diharamkan dalam vakisn tersebut. Sebab sejauh ini belum ada penjelasan dari laboratorium. Disebutkan dia, hukum pemberian vaksin sendiri diperbolehkan. Hal ini sebagai upaya preventif dan menjaga masyarakat agar terhidar dari berbagai terjangkitnya penyakit di kemudian hari. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait