Diserang Hama Ulat, Petani Cabai Merugi

Minggu 23-07-2017,07:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON – Sejumlah petani cabai hijau di Kabupaten Cirebon tengah dirundung kesedihan. Hasil panen para petani kali ini tidak sesuai dengan harapan. Penyebabnya adalah serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Akibat serangan tersebut, tidak sedikit cabai yang membusuk sebelum dipanen. Daun cabai pun perlahan-lahan mengkerut dan membuat tanaman mati. Hama yang menyerang para petani saat ini adalah hama ulat. Ulat tersebut langsung merusak cabai dan membuatnya cepat membusuk. “Kalau yang sudah kena ulat biasanya ada lubang-lubang kecil. Kalau sudah begitu, satu atau dua hari kemudian langsung berubah warna menjadi cokelat dan kemudian rontok dari tangkainya,” ujar salah satu petani, Iroh (40), warga Desa Ambit Kecamatan Waled, kemarin. Menurut Iroh, serangan hama ulat tersebut makin menjadi-jadi dua minggu terakhir. Bahkan, untuk satu pohon cabai, hampir setiap hari dia harus membuang dua sampai tiga buah yang terserang ulat. Hal itu dia lakukan agar ulat tidak menyebar. “Yang ada ulatnya tidak bisa dijual. Besoknya selalu ada lagi, padahal sekarang sudah siap panen. Kalau dijumlah banyak juga yang dibuang,” imbuhnya. Masalah lainnya yang dihadapi petani, adalah rendahnya harga cabai hijau di tingkat petani. Saat ini, harga cabai per kilogram Rp 4 ribu. Harga tersebut akan naik drastis hampir separuh lebih jika sudah sampai pasar. “Yang untung yang punya modal. Kalau kita kan harus cepat laku. Kita tidak punya pasarnya. Kita tidak rugi saja sudah untung,” ungkapnya. Saroni (46), petani lainnya menuturkan, kondisi saat ini sebenarnya bagus untuk petani cabai. Panas yang stabil, dan hujan yang sudah jarang, membuat serangan ulat tidak cepat menyebar dengan cepat. “Ini untungnya lagi kemarau. Kalau musim hujan, jangan Tanya. Kalau terus-terusan hujan, pasti busuk. Mudah-mudahan sih ada perhatian dari pemerintah, khususnya bantuan obat-obatan dan bibit, biar petani tidak terlalu menderita,” harapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait