MODEL dan presenter keturunan Jepang-Tionghoa Dominique Agisca Diyose kini mendedikasikan diri untuk menjadi bagian dari tim konservasi dan penyelamatan orang utan di pedalaman Kalimantan. Domi, sapaan akrabnya, awalnya adalah seorang traveler yang sering naik turun gunung dan keluar masuk hutan. Lama-lama, dia berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti daripada sekadar berfoto maupun menyampaikan pesan cinta alam di akun medsos. “Aku mikir, masak gini doang. Jadi, aku ingin berbuat lebih,” katanya. Pada 2016, dia berkesempatan mengunjungi pusat rehabilitasi orang utan Samboja Lestari di Kaltim. Di situlah hati Domi tergugah saat melihat perjuangan para aktivis konservasi mengembalikan orang utan ke alam liar. “Jadi, itu semacam turning point buat aku,” ungkap gadis 28 tahun tersebut. Proses awal tidak mudah. The Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF), pengelola Samboja, memasang syarat ketat bagi para selebriti yang ingin bergabung. Mereka ingin siapa pun yang bergabung benar-benar punya niat tulus. Tidak sekadar mencari sensasi untuk membesarkan nama. Domi harus menjalani serangkaian tes kesehatan. Beberapa tidak murah seperti tes darah dan HIV. Dia juga diharuskan mampu menjelajah hutan secara mandiri tanpa bantuan porter (pengangkut barang). Juga siap melaksanakan kegiatan petugas konservasi yang amat menguras tenaga. Namun, pada akhirnya, Domi merasa melakukan hal yang sangat berarti. “Pertama aku bertatap muka dengan mereka (orang utan, red), hatiku trenyuh. Mereka seperti bilang ‘pulangin aku dong’,” katanya. (tau/c6/agm)
Dominique Diyose dan Konservasi Orang Utan
Minggu 30-07-2017,08:50 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :