Jamaah Haji Cirebon Pulang Mulai 9 September, Transit Dulu ke Embarkasi

Minggu 03-09-2017,14:15 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MINA- Petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mina fokus pada penyelematan jamaah setelah melakukan ibadah melempar jamarat aqob. Suhu ruangan yang mencapai 40 derajat membuat jamaah rawan mengalami kelelahan dan dehidrasi. “Pos KKHI yang berada di bibir terowongan Maosim sebagai pintu keluar masuk jamaah menuju Jamarat, jadi tidak hanya melayani jemaah haji Indonesia saja,” kata Ketua KKHI Mina, dr Ika Nurfarida Sholeh. Jamaah harus menempuh perjalanan sepanjang tujuh kilometer dengan berjalan kaki. Menurut Ika tim kesehatan selalu menyisir dan berputar setiap 30 menit sekali. “Tim ini mengamankan jamaah yang kelelahan dan berjatuhan karena terkena sengatan panas dalam perjalanan pulang atau pergi melempar jamarat,” katanya. Tim yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga pendukung kesehatan tersebut dilengkapi alat kesehatan seperti tensi meter, obat-obatan emergency dan perlengkapan penyelamatan heat stroke. Sedangkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin  mengimbau jamaah haji Indonesia, khususnya yang lanjut usia (lansia) dan memiliki risiko tinggi (risti) untuk tidak memaksakan diri melakukan lontar jumrah. Menag meminta para petugas kloter serta ketua rombongan dan ketua regu untuk memberikan pemahaman kepada mereka. “Demi keselamatan jiwa, sebaiknya lontar jumrah diwakilkan kepada jamaah lain. Karena menurut ketentuan syari itu juga dimungkinkan, mengingat kondisi jamarat yang luar biasa padatnya,” katanya. Lukman Hakim mengaku sudah memberikan instruksi kepada Kasatop Armina agar mensosalisasikan hal tersebut. Di samping itu, Menag juga minta tim konsultan bimbingan ibadah untuk ikut menyampaikan. Sebagian jemaah ada yang merasa kalau tidak melontar jumrah secara langsung maka gugur hajinya. Sementara pelaksanaan lempar jumrah bakal berlangsung sampai besok (4/9). Setelah itu masuk fase pemulangan jamaah haji dari Jeddah ke tanah air pada 6 September. Di antara rombongan jamaah yang pemulangan tahap awal adalah dari embarkasi Bekasi. Kepulangan pertama jamaah dari embarkasi Bekasi berasal dari Kabupaten Cianjur sebanyak 404 orang. Jamaah dari Kabupaten Cianjur ini menempati pemondokan di kawasan Syisyah, Makkah. Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengatakan, petugas haji di bandara Jeddah sudah bersiap menyambut prosesi kepulangan itu. Dia berharap jamaah memenuhi ketentuan barang bawaan. “Sehingga tidak sampai ada koper yang dibongkar. Karena memakan waktu,” tuturnya. Di antara kasus yang kerap terjadi adalah barang bawaan jamaah over capacity. Ketentuannya adalah beban maksimal kopor jamaah adalah 32 kg. Kemudian jamaah juga diperbolehkan membawa air zam zam maksimal lima liter. Lalu tas tentang yang boleh dibawa masuk kabin serta tas dada berisi paspor. Sementara itu, pemulangan jamaah haji Kabupaten Cirebon berbeda dengan tahun lalu. Sebanyak 2.389 jamaah haji 2017 asal Kabupaten Cirebon tiba melalui Bandara Soekarno Hatta, transit ke embarkasi, baru ke Asrama Haji Watubelah-Sumber. \"Untuk penjemputan dan pemulangan ada perubahan. Sesuai rencana, kloter pertama Kabupaten Cirebon yakni kloter 7 yang akan pulang pada 9 September 2017 nanti dari Bandara Soeta langsung dijemput ke embarkasi, lalu diantar pulang ke Cirebon. Tahun lalu kan turun di Bandara Halim Perdana Kusuma dan langsung pulang ke Ke Cirebon, tapi sekarang berbeda karena turun di Soeta maka diantar dulu ke embarkasi untuk pengecekan visa dan paspor,\" tandas Kepala Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umroh Kementrian Agama Kabupaten  Cirebon Drs H Muslim Muchlas MPdI. (lyn/wan/via)

Tags :
Kategori :

Terkait