Tradisi Upacara Babarit, Meriahkan Hari Jadi Kuningan Sekaligus Tolak Bala

Senin 04-09-2017,17:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KUNINGAN - Pemerintah Kabupaten Kuningan kembali menggelar acara tradisi Babarit dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-519 Kabupaten Kuningan di Jalan Siliwangi, Minggu (4/9) pagi. Kegiatan yang digelar berbarengan dengan acara car free day (CFD) tersebut disambut antusias ribuan warga yang datang untuk menyaksikan langsung prosesi syukuran. Acara yang digelar pada pukul 07.00 WIB tersebut diawali dengan penyambutan rombongan pejabat pemerintah Kabupaten Kuningan. Mereka adalah Bupati Acep Purnama dan Wakil Bupati Dede Sembada beserta sejumlah petinggi daerah seperti barisan mojang yang terdiri dari para ibu-ibu tim penggerak PKK Kabupaten Kuningan menuju panggung kehormatan. Kemudian, atas arahan seorang pupuhu adat mempersilakan Bupati Acep untuk melakukan ritual pencampuran air keramat yang berasal dari empat sumber mata air yang ada di empat penjuru mata angina. Air keramat itu dibawa empat mojang menggunakan kendi tanah ke dalam bokor kuningan. Sambil memanjatkan doa dan pengharapan, kemudian bupati mencipratkan air keramat menggunakan batang rumput ke segala penjuru. Itu sebagai simbol pengusiran segala marabahaya dan malapetaka yang mengancam masyarakat Kuningan. Usai prosesi pengusiran bala, kemudian dilanjut dengan pemanjatan doa oleh tokoh agama. Doa dipanjatkan memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menghilangkan segala permasalahan yang mengancam kehidupan masyarakat Kuningan dan menggantinya dengan kebaikan. Upacara adat babarit diakhiri acara makan-makan seluruh masyarakat yang hadir bersama para pejabat Pemerintah Kabupaten Kuningan. Namun ada yang berbeda pada pelaksanaan tradisi babarit kali ini, di mana pada tahun-tahun sebelumnya banyak menyajikan nasi tumpeng untuk diperebutkan kepada masyarakat, namun kali ini cukup dua tumpeng besar saja. Sisanya diganti dengan nasi pincuk. Hal ini sesuai instruksi Bupati Kuningan Acep Purnama untuk menghindari aksi berebut. Karena menyebabkan banyak nasi yang terjatuh dan terbuang sia-sia seperti pengalaman tahun lalu saat aksi berebut nasi tumpeng. Sedikitnya 3.000 nasi pincuk disediakan panitia yang merupakan hasil sumbangan seluruh kantor dinas Pemerintahan Kabupaten Kuningan, kecamatan, perusahaan daerah, swasta dan perbankan. Bagi yang tidak kebagian, panitia kemudian mempersilakan warga untuk menikmati dua tumpeng raksasa tadi yang disambut antusias hingga aksi rebutan pun tak terhindarkan. Bupati Kuningan Acep Purnama mengungkapkan, upacara adat Babarit merupakan tradisi khas masyarakat Sunda Kuningan. Tradisi itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberi selama ini sekaligus memohon perlindungan dari berbagai bala dan marabahaya. Selain itu, Babarit yang juga terdiri dari kata Babar berarti lahir. Sehingga, kata Acep, peringatan Hari Lahir Kabupaten Kuningan yang kini menginjak usia 519 tahun patut disyukuri. \"Banyak makna positif yang diambil dari acara ini. Selain kita bisa berbaur dengan masyarakat, sekaligus juga sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberi Tuhan Yang Maha Esa serta berharap perlindungan dari berbagai marabahaya,\" kata Acep. Upacara Babarit juga, kata Acep, merupakan tradisi masyarakat mulai dari tingkat RT, desa hingga kecamatan dan kini menjadi agenda rutin tahunan pada peringatan Hari Jadi Kuningan. Tujuan digelar kembalinya tradisi ini, selain ungkapan syukur juga sebagai salah satu bentuk upaya melestarikan kebudayaan Kuningan, sehingga tidak tergerus kebudayaan barat. \"Termasuk menghadirkan nasi tumpeng, yang kali ini kita ganti yang biasanya nasi kuning menjadi warna merah putih sebagai simbol persatuan dan kesatuan. Menghidupkan kembali sikap gotong royong di masyarakat,” ungkapnya. Sementara itu, Kabag Humas Setda Kuningan Wahyu Hidayah mengatakan, sejumlah acara telah disiapkan untuk memeriahkan Hari Jadi ke-519 Kabupaten Kuningan yang jatuh pada tanggal 1 September lalu. Di antaranya tradisi Sapton dan lomba panahan tradisional di Lapangan Kertawangunan usai kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD. Serta pacuan kuda di Sirkuit Pacuan Kuda jalan lingkar Cijoho dan pameran pembangunan di Lapangan Pandapa Paramartha. \"Karena tanggal 1 September berbarengan dengan Idul Adha, maka kegiatan Rapat Paripurna Istimewa Hari Jadi ke-519 Kabupaten Kuningan di DPRD digelar pada hari Senin (4/9). Bukan tanggal peringatan Hari Jadi Kuningan yang berubah, namun hanya untuk menyesuaikan saja agar tidak bentrok,\" kata Wahyu. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait