Banyak Diam, Pembunuh Istri dan Ibunya Belum Diperiksa

Rabu 06-09-2017,09:03 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON- Ternyata tak mudah memeriksa Agus. Pria 38 tahun yang ditahan karena membunuh ibu kandung dan istrinya itu kini masih mendekam di ruang tahanan Polsek Sumber. Tidak ada tahanan lain di sana. Agus ditahan terpisah. “Belum dilimpahkan ke polres, masih di kami (Polsek Sumber, red),” terang Kapolsek Sumber AKP Sobirin. Menurut kapolsek, sejak pelaku dimasukkan ke tahanan Polsek Sumber, hingga kini belum ada pemeriksaan. Itu karena dia selalu diam saat diinterogasi. “Sampai hari ini (kemarin, red) masih tertutup, tidak bisa dilakukan pemeriksaan. Karena selalu diam, tentu menyulitkan penyidik untuk mendalami kasusnya,” kata Sobirin saat dihubungi Radar. Di ruang pemeriksaan, sambung kapolsek, Agus terlihat menatap dengan pandangan kosong seperti orang kebingungan. Karena itu, Shobirin selalu meminta anak buahnya untuk mengawasi pelaku, terutama saat malam hari. Pengawasan itu semata-mata dilakukan untuk menjaga keselamatan tahanan. Perilaku aneh Agus memang akhirnya memakan korban jiwa. Ibu kandungnya bernama Sumarni (64), dan istrinya sendiri Rawiyah (33), ditikam hingga meregang nyawa. Peristiwa itu terjadi di rumah di Blok Sijaba RT 02 RW 04, Pesalakan, Kecamatan Sumber, Sabtu malam lalu (2/9) sekitar pukul 23.30 WIB. Dua anak Agus juga terluka parah karena ditikam. Yakni Guntur (3) dan Eka Galuh Saputra (5). Korban luka lainnya adalah pasutri pemilik rumah Reni (35) dan Lili Suhada (35). Mereka kini masih menjalani perawatan intensif di RS Mitra Plumbon. Reni sendiri adalah kakak kandung korban tewas Rawiyah. Selama ini Agus dan Rawiyah serta dua anak mereka numpang tinggal di rumah Reni dan Lili. Warga mengakui dalam tiga hari terakhir, gelagat Agus tak seperti biasanya. Dia kerap membawa pisau. Pisau itulah yang digunakan untuk mengabisi keluarganya. Warga Pesalakan, Maryono, mengaku malam itu sempat nongkrong tak jauh dari rumah Agus. Sekitar pukul 22.00 WIB, kata Yono- panggilan akrab Maryono-, tak ada tanda-tanda keributan dari dalam rumah. Hingga akhirnya ketika malam kian larut, sekitar pukul 23.30 WIB, suara histeris dari dalam rumah membuatnya terkejut. “Saya dan warga lainnya langsung coba masuk, tapi pintu terkunci. Saat warga makin banyak, akhirnya dengan dibantu oleh Pak RT, kami pun mendobrak pintunya,” cerita Yono. Begitu pintu rumah didobrak, sambung Yono, pelaku sudah mengarahkan senjata tajam ke arah warga. “Kami semua berusaha menghindar supaya tidak jadi korban. Dengan berbagai cara, warga mengepung, akhirnya berhasil dijatuhkan dan diamankan lalu diserahkan ke Polsek Sumber,” ujar Yono. Yono mengaku sudah curiga dengan gelagat Agus. Tiga hari sebelumnya, sambung Yono, Agus sering membawa pisau. Bahkan Yono sempat melihat Agus mengasah pisau itu. Yono tak menyangka pisau itulah yang digunakan Agus menghabisi keluarganya. Polisi menyita pisau sepanjang 25 cm beserta sarung warna hitam, pakaian korban yang penuh darah, serta seprei dan selimut. Dan yang menarik, ditemukan sebuah catatan amalan pesugihan. Di akhir catatan amalan itu, tertulis harus dibacakan 1.000 kali. (arn)

Tags :
Kategori :

Terkait