Duh, Honor Petugas Damkar Turun dari Rp1,2 Juta Jadi Rp250 Ribu

Rabu 20-09-2017,14:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Penambahan personel pemadam kebakaran, menjadi penyebab turunnya honor yang diterima setiap bulannya. Salah seorangt petugas damkar yang enggan disebutkan namanya mengatakan, ada penurunan honor yang sangat signifikan. Dari Rp1,2 juta menjadi Rp250 ribu per bulan. \"Uang segitu cukup apa, buat makan seminggu saja sudah abis tapi alhamdulillah ya bisa bertahan dan cukup,\" ujar petugas yang enggan diungkapkan identitasnya itu, kepada Radar. Dia menyebutkan,  dengan resiko pekerjaan sebenarnya petugas damkar tidak sebanding dengan upah yang diterima. Namun dia sudah menyadari sebagai petugas damkar punya risiko tinggi. Karena tugasnya untuk menolong masyarakat agar tidak menjadi korban bencana kebakaran. \"Kalau risiko memang dari awal kita tugas sudah tahu, cuma dengan honor segitu tidak sebanding dengan yang dihadapi,\" jelasnya. Berdasarkan dokumen penggunaan anggaran (DPA) tahun lalu, petugas damkar mendapat alokasi sekitar Rp650 juta untuk honor. Jumlah personel sendiri tercatat 300 orang, sehingga mereka hanya mendapat Rp250 ribu/bulan. Penambahan personel tersebut terjadi dalam dua gelombang. Tak hanya itu, komposisi pegawai juga tak berimbang. Dari 300-an petugas yang ada, sebagian besar berstatus nonPNS. Petugas berstatus PNS hanya delapan orang. Kepala Bidang Pengendalian Pemadaman dan Penyelamatan Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran, Asep Kurnia prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi semua petugas damkar yang bertugas di lapangan merupakan honorer atau pegawai tidak tetap yang gajinya Rp250 ribu per bulan. “Petugas yang PNS sudah jadi staf, kadang kala suka terjun membantu ke lapangan,” ujar Asep. Disebutkan dia, pegawai damkar yang berstatus PNS itu merupakan pegawai dengan golongan II dan III. Mereka kisaran gajinya Rp2 juta ke atas. Padahal mereka yang berjibaku di lapangan dan menanggung risiko besar, hanya digaji Rp250 ribu.bulan. \"Ya kalau perbandingan ibarat bumi dan langit, kita prihatin dengan kondisi itu,” katanya. Dijelaskan dia untuk pegawai damkar PNS mereka memiliki tunjangan dan juga perlindungan asuransi dari Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan maupun Ketenagakerjaan. Sementara untuk yang pegawai tidak tetap selain upahnya sangat rendah, mereka juga mayoritas belum ter-cover asuransi. \"Sebagian ada yang sudah ter-cover asuransi BPJS tapi baru asuransi ketenagakerjaan, belum asuransi kesehatannya. Kita sudah mendata tahun ini agar semua dapat asuransi minimal asuransi kerja, karena mereka bertugas di lapangan,\" bebernya. Terkait itu pihaknya mendapat respons positif dari semua pihak agar bisa menaikkan upah petugas damkar. Apalagi saat peristiwa kebakaran di Jalan Pekiringan ada satu anggota damkar bernama Hendri Khaerul Bandri yang terjatuh saat memadamkan api. \"Alhamdulillah respons semua positif untuk mendukung kerja damkar, karena bagaimana Kota Cirebon ini semakin bertumbuh menjadi Kota Bisnis dan Perdagangan jadi peran damkar sangat dibutuhkan,\" jelasnya. Salah seorang petugas damkar senior yang berstatus PNS, Djoko Subangkit mengapresiasi teman-teman di lapangan meskipun upahnya tahun ini rendah namun tetap semangat untuk menjalankan tugas. \"Mayoritas petugas damkar itu masih honorer, hanya ada beberapa saja yang PNS tapi mereka juga meski senior suka membantu di lapangan,\" katanya. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait