Pasar Sadamantra Ditelisik, Bupati Sudah Bentuk Tim Kecil

Rabu 25-10-2017,15:01 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Mangkraknya Pasar Induk Sadamantra, Kecamatan Jalaksana hingga bertahun-tahun, mendapat perhatian lebih dari Bupati H Acep Purnama SH MH. Pasalnya, sejak dibangun oleh pengembang beberapa tahun silam, pasar yang semula digadang-gadang bakal menjadi pasar sayuran terbesar di Kota Kuda tersebut kondisinya sekarang sangat memprihatinkan. Karena itu, bupati sudah membentuk tim kecil guna mengurai benang kusut yang menyebabkan Pasar Induk Sadamantra mangkrak dan tak laku dijual kepada para pedagang. Padahal lokasi pasar ini sangat strategis lantaran berada di pinggir jalan raya Kuningan-Cirebon. Menurut bupati, Pasar Induk Sadamantra rencananya akan diubah menjadi sentra oleh-oleh khas Kuningan. Namun sebelum dirombak ulang, pihaknya lebih dulu mencari penyebab pasar itu bisa tak dilanjutkan pembangunannya. “Saya sudah membentuk tim kecil yang bertugas mengurai permasalahan Pasar Induk Sadamantra. Termasuk juga siapa pemiliknya, dan bagaimana sistem yang berlaku ketika pasar itu dibangun oleh pengembang. Terus juga pihak mana yang sekarang memegang Pasar Induk Sadamantra. Soalnya, saya mendapat informasi jika pasar itu dalam penguasaan bank,” paparnya. Jika permasalahannya sudah diketahui, sambung dia, pemerintah berencana untuk menata ulang dan mengubah fungsinya. Salah satunya mengubah pasar itu menjadi pusat oleh-oleh. Apalagi area lahannya juga cukup luas, sehingga kendaraan besar yang mengangkut wisatawan bisa langsung masuk ke dalam pasar. “Kami sudah merencanakan mengubah Pasar Induk Sadamantra menjadi pusat oleh-oleh. Nantinya di lokasi itu khusus ditempati pedagang oleh-oleh dan juga cendera mata khas Kuningan. Pokoknya kalau masalahnya sudah teratasi, lokasi ini akan membuat nyaman wisatawan yang datang ke Kabupaten Kuningan ketika belanja oleh-oleh,” ujar bupati. Selain itu, Acep juga melihat jika pasar induk dipenuhi sampah terutama di bagian belakangnya. Penataan ulang pasar induk diperlukan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berjualan. “Coba lihat ke bagian belakang Pasar Sadamantra, banyak dipenuhi sampah. Ditambah lagi sub terminalnya juga tidak berfungsi. Terus terang saja saya miris melihat kondisi Pasar Induk Sadamantra, sehingga kemudian berencana menata kembali. Hanya saja saya ingin tahu lebih dulu siapa pihak yang memegang kendali atas pasar itu,” ungkap bupati. Bukan hanya Pasar Induk Sadamantra saja yang akan digarap pemerintah. Bupati mengaku memiliki program merenovasi pasar-pasar tradisional yang ada di Kabupaten Kuningan agar kondisinya layak dan tidak kalah dengan toko modern. Ada beberapa pasar yang tengah digarap pembangunannya. Antara lain Pasar Cibingbin dan terbaru Pasar Kepuh. “Usai direnovasi, pedagang lama kembali menempati pasar yang baru selesai dibangun. Semuanya gratis, tidak dipungut biaya. Artinya, pedagang Pasar Kepuh dan Pasar Cibingbin tidak perlu membeli toko, kios maupun los. Semuanya gratis,” tegas bupati. Pasar lainnya yang tengah direncanakan untuk ditata ulang yakni Pasar Ciputat dan Pasar Ciawigebang. Kedua pasar yang lokasinya tidak terlalu jauh kemungkinan besar akan direnovasi tahun depan atau 2019. Khusus Pasar Ciawigebang, sebenarnya bukan pasar yang baru karena sudah ada sejak lama. Di pasar ini yang sudah berfungsi dengan baik yakni pasar hewan yang lokasinya berada di belakang pasar. “Yang bagian depannya akan segera direnovasi supaya pedagang bisa berjualan dengan nyaman. Begitu juga dengan Pasar Ciputat, kemungkinan ditata tahun 2019. Saya janji, pedagang menempati pasar itu dengan gratis, tidak perlu membeli,” sebut dia. Bupati menambahkan, keberadaan pasar tradisional sangat menopang ekonomi masyarakat Kabupaten Kuningan. Dari pasar ini, ribuan warga menggantungkan hidupnya. “Jadi, pasar tradisional yang belum direnovasi, Insya Allah saya targetkan bisa dibangun kembali. Pedagang jangan takut, tidak akan dipungut biaya ketika masuk lagi ke dalam pasar. Seperti Pasar Kepuh dan Pasar Cibingbin, pedagang tidak dipungut uang. Toko, kios dan los, tidak dijual. Semuanya gratis,” imbuhnya. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait