INDRAMAYU–Petani padi di wilayah pantura Kabupaten Indramayu Bagian Barat (Inbar) kesulitan menjemur hasil panen karena cuaca yang tak menentu sejak terjadinya anomali cuaca. Petani butuh waktu sampai seminggu agar gabah yang dijemur bisa kering optimal. Padahal biasanya, gabah hasil panen cukup dua hari dipanaskan dibawah sinar matahari. “Ini mau seminggu gak kering-kering. Saban hari jampir hujan terus. Kemarin sudah hampir kering, eh sorenya malah kehujanan. Terpaksa dijemur lagi,” kata Dirta, petani di Kecamatan Anjatan. Dia mengungkapkan, dalam sehari hanya bisa menjemur padi selama 4-5 jam. Mulai dari pukul 09.00 WIB sampai jam 2 siang. Sebab, jika sudah lewat tengah hari, cuaca biasanya berubah mendung dan mulai hujan rintik-rintik. Kadangpula hujan turun tak mengenal waktu. Ketika sedang asyik beristirahat melepas lelah, hujan mendadak jatuh ke bumi tanpa terlebih dahulu memberi tanda mendung. Diapun kelimpungan mengamankan gabah dari siraman air. “Gak ada mendung, hujannya langsung bregg. Sampai jemuran gabahnya gak ketolong. Basah semua jadinya,” ucap dia. Petani lainnya, Anto menjelaskan, sebelum dijual, gabah yang baru dipanen memang harus dijemur terlebih dulu. Pasalnya, tengkulak tidak mau membeli gabah yang basah. Ia dan petani lainnyapun langsung menjemur gabah yang baru dipanennya saat cuaca cerah. Namun ketika baru selesai menjemur gabah, hujan tiba-tiba turun. Dia pun harus kembali mengamankan gabahnya kembali. “Musim hujan seperti ini memang menyulitkannya untuk menjemur gabah. Tapi bagi kami para petani, pantang menyesali hujan yang turun. Pamali. Hujan itu berkah, anugerah dari Allah SWT,” tutur dia. Menghadapi kondisi ini, Dirta mengaku hanya bisa pasrah dan terus berdoa agar cuaca menjadi cerah pada siang hari. (kho)
Seminggu Dijemur, Gabah Sulit Kering
Kamis 02-11-2017,14:31 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :