Petani Senang Sambut Panen Gadu Kedua, Harga Gabah Naik

Senin 06-11-2017,17:07 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Kabupaten Cirebon merupakan wilayah surplus penghasil sentra padi. Pada pertengahan bulan ini (November), akan memasuki musim panen gadu kedua. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar mengatakan, musim panen gadu merupakan musim yang ditunggu-tunggu petani di penghujung tahun 2017. Apalagi harga gabah dan beras rata-rata naik Rp 1.000/kg. \"Ya alhamdulillah, harga gabah kering giling (GKG) saat ini sedang naik. Terus terang membuat kami senang. Bahkan pedagang, penggiling dan permintaan dari luar Cirebon berani membeli sebelum masa panen tiba,\" ungkap Tasrip kepada Radar Cirebon.  Menurutnya, para petani merasa beruntung, pasalnya harga GKG kini mencapai Rp 6.500/kg dan untuk GKG jenis ketan bisa mencapai Rp 10.000/kg. Naiknya harga gabah tersebut, menyusul permintaan pedagang pada tingkat penggilingan padi meningkat. Sementara ketersediaan yang dimiliki para petani di daerah sentra relatif kurang. \"Biasanya harga HKG paling Rp 4.000an. Dengan naiknya harga GKG itu, kami sebagai petani sangat senang. Bisa merasakan peningkatan, meskipun hasil panen tahun ini relatif sedikit dibanding panen tahun lalu,\" tuturnya. Kondisi demikian, lanjutnya, akibat cuaca yang tidak menentu. Dengan kata lain, hal itu karena musim kemarau berkepanjangan, akhirnya membuat sejumlah petani mengalami gagal panen. \"Musim panen pertama memang hasil produksi turun, anjlok sekitar 50 persen. Yang seharusnya 1 haktare dapat panen 6-7 ton beras, paling sekarang 2-3 ton. Nah, karena ada pasokan air di musim gadu 2 dari Waduk Jatigede, membuat kami jadi lega. Musim panen gadu 2 Insya Allah produksinya kembali meningkat,\" tuturnya. Dalam hal ini, pihaknya juga kembali berharap besar agar pemerintah mau menambah alokasi asuransi usaha tanaman padi (AUTP) di Kabupaten Cirebon. Karena mendapat subsidi dari pemerintah senilai Rp 164 ribu/musim/hektare, maka petani hanya membayar premi senilai Rp 36 ribu/musim/hektare. \"Dari 55 ribu lahan pertanian dan 496 ribu petani, baru ada 8 persen yang ter-cover asuransi. Untuk itu, saya berharap besar agar Jasindo dan Pemerintah dapat mengcover semuanya minimal bertahap 50 persen dulu. Yang tercover subsidi itu maksimal dua hektare per petani,\" papar Tasrip pemilik sawah 3,5 hekare di area Persawahan Gegesik dan Kapetakan ini. Sementara itu, Kasi Pengadaan Beras Bulog Sub Divre Cirebon, Dadang Unanda menyampaikan, serangan hama wereng, kekeringan, gabah gabug dan hama klowor yang mengakibatkan puluhan hektare persawahan di Kabupaten Cirebon gagal panen. Secara tidak langsung mempengaruhi kemampuan bulog dalam melakukan penyerapan hasil panen. \"Kami akui hasil penyerapan beras menurun, tapi meski menurun pernyerapannya dibandingkan tahun lalu, namun untuk penyerapan beras Bulog Sub Divre Cirebon masih tertinggi dan peringkat 1 se-Indonesia. Ini karena masih surplus,\" kata Dadang. Dikatakannya, ada penurunan serapan gabah yang dilakukan pihaknya akhir-akhir ini. Penyebabnya, harga gabah yang merangkak naik, yakni harga GKG di tingkat petani mencapai Rp 6.500/kg, sedangkan sesuai Inpres No 05 tahun 2015 harga GKG senilai Rp 4.650/kg. Namun, terhitung 1 Agustus hingga 31 Desember 2017 pihaknya menggunakan harga fleksibel dengan menaikan HET GKG 10 persen dari Inpres. \"Ya kita naikan GKG dari 4.650/kg menjadi Rp5.115/kg, meski petani minta di atas harga itu. Namun kami siasati dengan terus memberikan pelayanan prima kepada para mitra maupun Gapoktan sehingga mereka pada akhirnya mau menjual ke kami,\" katanya. Pelayanan yang diberikan itu, lanjutnya, berupa service one day one cash. Artinya begitu dilakukan proses jual beli, Bulog langsung membayar secara cash dan membuka pelayanan 24 jam non stop. \"Kita tidak hutang, kita langsung cash. Dan begitu ada petani yang mau kirim beras kita langsung layani kapanpun itu, meskipun malam hari,\" ujarnya. Untuk stok sendiri, tambahnya, saat ini aman hingga 13 bulan ke depan. Ada sekitar 69.400 ton beras hingga bulan Oktober 2018. “Aman lah hingga 13 bulan ke depan. Bahkan kita move ke daerah lain,\" tandas Dadang. (via)

Tags :
Kategori :

Terkait