MAJALENGKA-Keberadaan Sumur Bandung di blok Tegalmerak Desa Sindanghaji Kecamatan Palasah masih dibutuhkan masyarakat sekitar. Selain untuk mandi, Sumur Bandung juga dijadikan warga sebagai tempat untuk mencuci. Sumur Bandung nyaris tidak pernah kering, dan warga memanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Warga Sindanghaji, Rusta mengaku kerap mandi di kolam mata air tersebut terutama usai pulang dari sawah. Meskipun tanpa ada penghalang yang menutupi, tapi tidak sedikit warga yang mandi di siang hari. Tokoh masyarakat setempat, Dodi Jaya menyebutkan Sumur Bandung konon berawal dari seorang pengantin yang kabur ke lokasi tersebut dan menangis tersedu- sedu. Konon air mata sang pengantin itu tergenang dan menjadi kolam kecil yang saat ini warga menyebutnya Sumur Bandung. Dulu ada tradisi nyalisihan yang dilakukan di sekitar kolam kecil tersebut. Tradisi nyalisihan dilakukan oleh orang yang sakit, yang membawa seekor ayam dan dilepas di sekitar Sumur Bandung. Warga yang ada di sekitar sumur lalu mengejar dan menangkap ayam tersebut. Tradisi nyalisihan justru banyak dilakukan orang luar Sindanghaji dan kini mulai ditinggalkan. “Kami tidak ingin tradisi yang dilakukan warga justru akan mengarah ke perbuatan syirik, tapi yang pasti Sumur Bandung masih bermanfaat untuk mandi dan mencuci,” tutur KetuaTBM Nurul Huda ini. Dia juga mengeluh saat musim hujan karena posisi sumur berada di bawah jalan yang menurun, maka air hujan bercampur tanah biasanya masuk ke sumur dan tidak ada penghalang atau pengaman air masuk ke kolam. Di sekeliling Sumur Bandung sedikitnya ada 4 pohon besar yang tumbuh bertahun-tahun. Bahkan sebuah pohon besar dan tinggi bolong seperi lubang gua yang dapat dimasuki orang. Hanya saja ketika para pengunjung yang akan ke lokasi sumur harus siap menahan napas, karena ada peternakan ayam yang menimbulkan bau kurang sedap tidak jauh dari sumur tersebut. (ara)
Air Sumur Bandung di Desa Sindanghaji Tak Pernah Kering
Sabtu 11-11-2017,16:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :