Stok Gabah Menipis, Harga Beras di Indramayu Mulai Naik

Sabtu 18-11-2017,14:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU–Memasuki musim paceklik, harga beras di pasaran mulai merangkak naik. Kenaikan dipicu harga gabah mahal seiring menipisnya stok yang dimiliki oleh petani. Salah seorang pedagang beras, Warti, menyebutkan bahwa semua jenis baras mengalami kenaikan meski tidak terlalu tinggi, yakni berkisar Rp500 per kilogram. Harga beras tumbuk (kualitas rendah) misalnya, dari Rp8.000 menjadi Rp8.500 per kilogram, kualitas sedang dari Rp9.000 menjadi Rp9.500 kilogram, dan kualitas bagus dari Rp10.500 menjadi Rp11.000 kilogram. “Sekarang naiknya masih sedikit, tapi tak lama lagi bakal melonjak,” duga Warti kepada Radar. Dugaan itu bukan tanpa alasan. Tingginya harga beras terdongkrak oleh makin melambungnya harga gabah. Saat ini saja, gabah kering panen (basah) harganya di kisaran Rp600 ribu per kuintal. Sedangkan harga gabah kering giling mencapai Rp6.500 per kilogram. “Nah, beras yang dijual sekarang ini dari stok yang lama, naiknya masih wajar. Nggak tahu kalau giling gabah baru, pastinya harga ikutan tinggi ngiutin gabah,” ungkap dia. Pengusaha penggilingan padi, Waryanto menuturkan, kondisi seperti ini menyebabkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan RI sulit diterapkan. Berdasarkan aturan yang sudah berlaku sejak 1 September 2017 itu, untuk wilayah Jawa, maksimal harga beras medium dipatok Rp9450 per kilogram. Sedangkan beras premium Rp12.800 per kilogram sampai ke tangan konsumen. “Tapi dari sisi bisnis, aturan itu bakal sulit diterapkan ketika bahan baku beras, yakni gabah, mengalami lonjakan harga seperti di saat musim paceklik sekarang ini,” terangnya. Waryanto membenarkan, harga gabah kering giling di tingkat petani sudah menembus Rp6.500 per kilogram. Tingginya harga gabah, lantaran stok di tingkat petani sudah menipis seiring tuntasnya musim panen di wilayah Kabupaten Indramayu. Untuk memenuhi bahan baku gabah, dia bersama rekan-rekan lainnya terapaksa membelinya dari daerah lain seperti Pemalang dan Karawang yang harganya masih terjangkau. Tapi masalahnya, kualitas gabah dari luar daerah itu kurang bagus sehinggga hanya bisa dijadikan beras kualitas medium. “Kualitas gabah yang paling bagus itu dari Indramayu, makanya wajar harganya tinggi. Nah sekarang susah dapatnya. Stok langka gara-gara banyak yang gagal panen akibat hama wereng dan klowor,” terang dia. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait