Aceng-Fani Berdamai

Kamis 06-12-2012,09:33 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

GARUT – Bupati Garut Aceng HM Fikri, Rabu (5/12) malam akhirnya memenuhi janjinya meminta maaf secara langsung kepada Fani Oktora, mantan istri yang dinikahinya empat hari dan keluarganya. Pertemuan dilakukan di Pondok Pesantren Al-fadhillah 2, Kampung Bakom Desa Dunguswiru Kecamatan Limbangan Garut. Pertemuan itu disaksikan KH Rd Heri Jawari pimpinan Pondok pesantren Al-Fadhillah 2 serta Asep Maher, Maman Suparman dan alim ulama setempat. Menurut KH Rd Heri Ahmad Jawari, setelah Aceng meminta maaf secara langsung kepada Fani dan keluarganya, Fani dan keluarga pun secara ikhlas memaafkannya. Setelah saling memaafkan, mereka juga menyatakan permasalahan yang terjadi saat ini sepakat diselesaikan dengan islah. Islahnya Aceng dengan Fani, menurut Heri, intinya saling menyadari dan saling memahami terkait pernikahan dan perceraian yang dialami keduanya saat ini. Keduanya sepakat tidak akan menuntut secara hukum karena saat ini sudah islah. Sementara menurut Asep Maher, salah satu orang yang mengantar bupati menemui keluarga Fani mengungkapkan, munculnya buntut pernikahan dan perceraian antara Fani dengan bupati terjadi akibat kebuntuan komunikasi antara kedua belah pihak. Mis komunikasi ini, menyebabkan kasus ini mencuat ke permukaan hingga menjadi isu nasional. Asep Maher menambahkan, berita acara islah antara bupati dan Fani Oktora tengah dibuat untuk menjadi pegangan kedua belah pihak. Fani dan keluarganya, mau datang ke Al-Fadillah 2 atas fasilitasi Asep Maher dan Maman Suparman serta KH Rd Heri Ahmad Jawari. Fani mengaku telah memaafkan Aceng HM Fikri mantan suaminya dan akan mencabut laporannya di Mabes Polri karena sudah saling memaafkan dan sudah saling islah. “Saya memaafkan mantan suami saya HAceng HM Fikri dan akan mencabut laporan ke Mabes Polri karena sudah saling memafkan dan sudah islah,” tutur Fani Oktora tegar. Udin Saefudin, orang tua Fani Oktora mengatakan perseteruan yang sempat terjadi antara keluarganya dengan keluarga bupati, sekarang sudah selesai dan kedua belah pihak sudah sepakat tidak saling menuntut. Artinya, permasalahan ini menurutnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Bupati pun akan mengurungkan niatnya menggugat balik anakya, dan anaknya akan mencabut laporannya di Mabes Polri. “Setelah islah, bupati langsung berangkat lagi ke Garut,” katanya. Pantauan Radar Garut (Radar Tasikmalaya Group) di Pontren Al-Fadillah 2 Limbangan, Rabu malam (5/12), islah antara Fani Oktora dan H Aceng HM Fikri mendapat pengamanan dari Polsek Limbangan. Mobil dinas Polsek dan mobil tamu berjejer di pinggir Jalan raya Limbangan-Selaawi depan Pontren Al-Fadillah. WARGA TAK MENDUGA ISLAH Warga Kampung Cukang Galeuh dan Kampung Bakom Desa Dunguswiru Kecamatan Limbangan, Rabu malam (5/12) tak menduga terjadi islah antara Aceng dengan mantan istrinya, Fani Oktora di Pontren Al-Fadillah 2 Limbangan. Warga pun banyak yang tak mengetahui kedatangan Aceng ke pesantren tersebut. Mamah Juju (53) warga Kampung Bakom yang rumahnya berseberangan dengan Pesantren Al-Fadillah, Rabu petang (5/12) mengatakan, dia dan warga lainnya tak mengetahui Aceng datang ke pesantren untuk islah dengan mantan istrinya, Fani Oktora. “Saya tak mengenal lebih dekat kepada Fani Oktora karena yang bersangkutan tinggal di Sukabumi. Namun Fani sempat menimba ilmu di Pesantren Al-Fadillah 2 Limbangan,” tutur Mamah Juju. Islahnya bupati dan Fani Oktora, sebelumnya telah disuarakan mantan Wakil Bupati Garut Diky Chandra lewat status yang dibuat dalam akun facebooknya. Menurut Diky, Fani nyaris menjadi bintang di televisi nasional karena ada orang yang mengaku “sayang Garut” membawa Fani ke studio tiga televisi nasional. Namun, saat keluarga Fani meminta bantuan kepadanya, Diky menyarankan agar Fani islah dengan bupati karena bupati juga telah mendapatkan sanksi sosial. “Janganlah batu dilawan dengan batu. Janganlah keburukan dilawan dengan amarah dan kebencian. Demi kebaikan Garut saya usulkan islah dan biarlah hal lainnya dituntaskan sesuai prosedur hukum yang ada. Islahlah dengan cara yang ma\'ruf,” tulisnya Diky. Diky juga menulis, Fani beserta keluarganya di Jakarta diminta orang yang mengaku “Sayang Garut” untuk bertemu dengan pengusaha Garut yang sukses di Jakarta yang katanya akan membantu Fani dan keluarga keluar dari tekanan bupati. Ternyata, orang tersebut malah mempengaruhi Fani dan keluarga untuk melapor ke Mabes Polri yang akhirnya membuat masalah makin luas. (pap)  

Tags :
Kategori :

Terkait