INDRAMAYU-Aktivtitas keluar-masuk perahu nelayan di Muara Bugel terhambat akibat pendangkalan. Kondisi tersebut karena tanggul pemecah gelombang (jety) di muara tersebut rusak. Nelayan Desa Bugel dan Sukahaji Kecamatan Patrol, berharap tanggul pemecah gelombang tersebut diperbaiki. Salah seorang nelayan, Santib mengatakan, sebagian besar batu pada tanggul itu hilang terseret arus. Karena menghambat aktivitas perahu, menurut Santib, nelayan harus mendorong perahunya ketika hendak keluar maupun masuk ke muara. \"Muara Bugel dangkal saat musim timur. Sementara di musim barat, meski tidak dangkal, perahu nelayan juga dibuat sulit ketika mau keluar muara. Ombak menerjang langsung kemuara, karena jety tidak lagi menahan gelombang,\" ujarnya. Mino, nelayan lainnya mengatakan, terjadinya pendangakalan akibat gerusan ombak menghantakan pasir ke pinggir dan mengendap ke muara. Jika bangunan jety di muara Bugel masih berdiri kokoh dan tidak rusak gelombang laut, akan terhalau. \"Kalau di musim barat, ada saja perahu nelayan yang rusak akibat diterjang gelombang. Saat ini kondisi jety, sebagian sudah pada hilang. Kami nelayan berharap kepada pemerintah, untuk segera memperbaiki tanggul jety muara kami agar perahu lancar ketika mau keluar-masuk muara,\" harapnya. Sementara itu, Ketua Koperasi Nelayan Mina Usaha Jaya Desa Bugel, Edi Suwiryo mengatakan, tanggul pemecah gelombang di muaranya itu dibangun pada tahun 1996. Hingga kini, jety tersebut tidak lagi diperbaiki. \"Keberadaan jety itu sangat membantu nelayan. Karena, adanya jety, bisa menghalau ombak untuk mencegah terjadinya pendangkakan pada muara. Sekarang kondisinya rusak, bahkan sebagian batunya sudah pada hilang,\"ujarnya. Menurutnya, harapan para nelayan itu, sudah diusulkan ke pemerintah daerah dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Namun, hingga kini perbaikan tersebut belum juga dilakukan. (kom)
Kategori :