Gunung Agung Meletus, Pariwisata Bali Berpotensi Rugi Rp9 Triliun

Jumat 01-12-2017,04:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Hari ketiga Gunung Agung berstatus Awas, gelombang pengungsi terus meningkat di Kabupaten Karangasem. Hingga pukul 18.00 WITA kemarin (29/11), jumlah pengungsi tercatat 43.358 jiwa. Presiden Joko Widodo meminta penduduk yang wajib mengungsi untuk mengikuti semua arahan tim SAR. Hal itu disampaikan Presiden usai menghadiri CEO’s forum di Jakarta kemarin. Dia minta masyarakat sekitar gunung agar tetap tenang, serta mengikuti semua saran dan imbauan pemerintah. “Bagi mereka yang berada di radius 8-10 kilometer untuk betul-betul mengungsi demi keselamatan,” ujar Jokowi. Dia sudah meminta BNPB, TNI-Polri, Basarnas, dan kementerian terkait untuk memberikan dukungan penuh kepada Pemprov Bali. Khususnya dalam hal penanganan pengungsi. Juga memerintahkan jajaran kemenhub dan otoritas penerbangan untuk memastikan keselamatan penumpang pesawat, mengingat abu gunung sangat berbahaya bagi penerbangan. Terkait wisatawan, Presiden meminta agar wisatawan baik dari dalam maupun luar Indonesia untuk dilayani dengan baik. “Jangan sampai mereka tidak terurus,” lanjutnya. Dia akan terus memonitor kondisi Gunung Agung. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan jumlah pengungsi akan terus membesar. Penetapan radius bahaya 8-10 km dari kawah membawa konsekuensi bagi masyarakat yang tinggal di dalam radius tersebut. “Ada 22 desa dengan perkiraan jumlah penduduk 90-100 ribu jiwa,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin. Seluruhnya harus segera mengungsi, karena tempat tinggal mereka sudah tidak aman lagi. “Ancamannya adalah bahaya dari landaan awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat,” lanjut Sutopo. Sementara itu, sektor pariwisata langsung ikut terdampak erupsi Gunung Agung. Menpar Arief Yahya menuturkan, pihaknya sudah membuat hitung-hitungan prakiraan dampak finansial di sektor tersebut. Dia juga memastikan target kunjungan wisatawan sebanyak 15 juta orang tahun ini tidak akan tercapai. “Kemungkinan hanya 14 juta sekian atau 93-95 persen,” terangnya di kompleks Istana kepresidenan kemarin. Potensi nilai kerugian dari sektor pariwisata pun cukup besar. “Sehari bisa Rp250 miliar,” lanjutnya. Itu dari sisi turis asing saja. Didapat dari jumlah kedatangan orang asing rata-rata 15 ribu per hari dengan pengeluaran USD 1.200. Bila dikalkulasikan selama 36 hari sejak penutupan Bandara Ngurah Rai 27 November lalu, diperkirakan kerugian bisa mencapai Rp9 triliun. Angka tersebut didapat dari jumlah penumpang yang masuk lewat Bandara Ngurah Rai. Dari sekitar 30 ribu penumpang yang mendarat, separonya dari luar negeri. Sementara, USD 1.200 adalah angka rata-rata pengeluaran warga asing yang berkunjung ke Bali. (byu/and/jun)

Tags :
Kategori :

Terkait