Ribuan Warga Sesaki Arena Panjang Jimat, Walikota Ajak Lestarikan Tradisi Pendahulu

Sabtu 02-12-2017,06:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Ribuan warga berdesakan menghadiri malam Pelal Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kanoman, Jumat (1/12) malam. Acara yang berlangsung khidmat itu juga dihadiri Walikota Cirebon Nasrudin Azis berserta Forkopimda Kota Cirebon. Acara tersebut juga dikenal sebagai tradisi Panjang Jimat. Di mana, tradisi itu bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tardisi itu juga sebagai upaya untuk melestarikan tradisi leluhur yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Acara panjang jimat dimulai sekitar pukul 21.00 WIB. Lonceng dibunyikan sebanyak sembilan kali, pertanda prosesi panjang jimat dimulai. Tradisi ini dipimpin oleh Pangeran Patih Qodiran disaksikan oleh Sultan Kanoman, Sultan Moch Emirudin bersama ribuan undangan dan warga. Pangeran Patih Mohammad Qodiran mengenakan jubah emas sampai selesai acara panjang jimat, tidak diperkenankan berbicara sepatah kata pun. Namun di dalam hatinya, harus terus menerus bersalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Arak-arakan panjang jimat ini dimulai dari langgar keraton melewati halaman depan Pendopo Jinem, dimana pangeran patih sudah menempati kursi yang disediakan. Sedangkan Sultan Raja Mohammad Emirudin, hanya melepas keberangkatan arak-arakan ini didampingi tamu undangan. Urutan arak-arakan ini diawali bentangan bendera Macan Ali, yang merupakan bendera kebesaran kerajaan Islam Cirebon, diikuti prajurit bandrang keraton yang membawa tombak, sebagai pengawal famili. Disusul abdi dalem yang membawa piring-piring panjang dan wadah buah-buahan, serta beragam pusaka. Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina menjelaskan, tardisi ini sebagai salah satu bentuk penghormatan dan pengagungan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. \"Hemat kami tradisi ritual muludan ini adalah bagaimana kita menghormati junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam sedunia yang telah meninggalkan jejak perjuangan kekalifahan umat manusia yang tiada henti-hentinya,\" jelas Arimbi. Kemudian, lanjut Arimbi, melalui ritual yang digagas Kanjeng Sinuhun Syekh Maulana Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati dengan prosesi panjang jimat hanya sebagai simbol kultural yang menegaskan makna kelahiran Nabi dan simbol-simbol ajaran Islam yang hendak disiarkan. \"Salah satu yang kami kerjakan pada saat itu adalah hanya merawat pusaka yang ditinggalkan oleh leluhur kami, pendahulu kita semua. Sebab, diantaranya kalau tidak dibersihkan minimal satu tahun satu kali maka benda-benda tersebut boleh dikatakan akan kurang terawat,\" ujarnya. Sementara itu, Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis mengatakan, sebagai penerus bangsa saat ini, harus terus mengingat segala jasa kebaikan para pendahulu, seperti saling menjaga keraton-keraton yang ada di Kota Cirebon. \"Keraton-keraton yang ada di Kota Cirebon, merupakan suatu bukti bahwa Kota Cirebon memiliki kejayaan di masa lampau, mari kita jaga semua yang ditinggalkan para pendahulu kita, mari melestarikannya,\" kata Azis. Arak-arakan melewati pintu gapura Siblawong yang tinggi besar dan pintunya hanya dibuka setahun sekali, pada acara panjang jimat. Arak-arakan berakhir di Masjid Agung Keraton Kanoman, untuk melakukan acara zikir, salawatan dan berdoa bersama. (fazri)

Tags :
Kategori :

Terkait