KUNINGAN - Hujan deras yang terjadi Kamis lalu (30/11) meninggalkan trauma bagi sebagian masyarakat Desa Singkup, Kecamatan Japara. Warga mengalami kejadian yang nyaris merenggut jiwa akibat bertumbangannya pohon ke rumah mereka. Pohon-pohon berukuran besar tumbang setelah terjadi angin kencang. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hanya bagian atap rumah saja yang mengalami kerusakan lantaran terkena batang pohon yang tumbang. Apit Juarsyah, warga Singkup menuturkan, pohon tumbang mengakibatkan beberapa rumah warga rusak. Warga bersama anggota Koramil dan Polsek Jalaksana yang datang ke lokasi kejadian langsung menbersihkan sisa pohon tumbang. Bahkan, warga juga langsung bahu-membahu memperbaiki rumah yang mengalami kerusakan. “Warga segera bergerak dengan dibantu Koramil dan kepolisian. Jika hujan besar terjadi lagi disertai angin kencang, kami harus selalu waspada,” papar Apit. Menurut Apit, kejadian tersebut menyisakan trauma bagi warga setempat. Sebab, saat kejadian, mayoritas warga berada di dalam rumah. Sehingga, mereka mendengar dan melihat langsung bagaiamana pohon besar bertumbangan. “Rumah Pak Santani mengalami kerusakan lumayan parah. Pohon yang berada tak jauh dari rumahnya tumbang dan menghantam bagian atap. Saat batang pohon itu patah, suaranya kencang. Sore itu juga kami langsung bergerak menuju rumah para korban dan memberikan bantuan,” ujarnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Agus Mauludin SE membenarkan adanya kerusakan rumah di Desa Singkup akibat angin kencang. Pihaknya sudah mengirimkan petugas untuk melakukan pengecekan. “Kami sudah menerima laporan. Dan petugas juga sudah ke lokasi. Memang ada beberapa rumah yang mengalami kerusakan lantaran tertimpa batang pohon yang roboh. Untuk penanganan selanjutnya, kami berkoordinasi dengan pihak desa. Kami juga terus meminta masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana alam untuk selalu waspada selama musim penghujan,” terang Agus. Secara umum, kata dia, ada 20 kecamatan yang masuk dalam daerah rawan longsor. Sebanyak 13 kecamatan di antaranya berada dalam kategori pergerakan tanah tinggi. Dari 20 kecamatan itu, tujuh kecamatan masuk pada potensi gerakan tanah menengah, dan 13 kecamatan sisanya masuk potensi gerakan tanah tinggi. Ke-13 kecamatan yang berada dalam pergerakan tanah tinggi adalah Subang, Selajambe, Garawangi, Cidahu, Pasawahan, Ciwaru, Karangkancana, Cigugur, Jalaksana, Lebakwangi, Ciawigebang, Ciniru, Luragung, dan Cibingbin. Sedangkan tujuh kecamatan yang berpotensi pergerakan tanah menengah yaitu Kecamatan Cilimus, Kuningan, Kramatmulya, Mandirancan, Kadugede, Pasawahan, dan Darma. Dia menjelaskan, wilayah yang mempunyai potensi pergerakan tanah tinggi itu berada di wilayah timur dan selatan Kuningan seperti Cibingbin, Cidahu, Ciwaru, dan Karangkancana. Kondisi curah hujan tinggi sangat berpotensi memicu pergeseran tanah. Karena itu, tak heran dalam beberapa waktu terakhir daerah tersebut kerap dilanda tanah longsor. Sementara pada zona berpotensi menengah berada pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng yang mengalami gangguan. Kondisi itu juga sangat dipengaruhi dengan curah hujan di atas normal. \"Perlu diwaspadai juga untuk daerah Kecamatan Pasawahan, Jalaksana, dan Mandirancan yang berada di daerah berbukit dan terdapat banyak sumber mata air, pergerakan tanah di daerah tersebut tergolong menengah-tinggi, namun berpotensi terjadi banjir bandang,\" kata Agus. Secara geografis, geologis, hidrologis dan demografi, Kabupaten Kuningan memang memiliki tingkat kerawanan bencana longsor yang tinggi. Selain longsor, sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan juga rawan banjir. Di antaranya Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, Cimahi, Cidahu, dan Kuningan. Untuk menghadapi kerawanan kedua bencana tersebut, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan. “Kami berharap seluruh unsur masyarakat juga selalu waspada, terutama dalam menghadapi puncak musim hujan,” pintanya. (ags)
Trauma dengan Bencana, Warga Kuningan Lebih Waspada
Minggu 03-12-2017,17:35 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :