MAJALENGKA–Masyarakat Majalengka sejak beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram. Seperti terjadi di wilayah kecamatan Sumberjaya. Salah seorang warga Parapatan Kecamatan Sumberjaya, Amin (53) mengaku kelangkaan gas tersebut sudah terjadi selama empat hari. Untuk mendapatkan kebutuhan primer tersebut, Amin harus mencari ke sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon diantaranya Gempol, Palimanan bahkan hingga Plumbon. Kalaupun bisa mendapatkannya, harga sudah tidak normal Rp18 ribu per tabung.“Kami tidak tahu penyebab langkanya gas ini. Bahkan kalaupun stoknya ada, harganya cukup tinggi yaitu Rp25 ribu per tabung,” tuturnya. Amin menuturkan para tetangganya juga nitip, meski dia tidak langsung mendapatkan gas melainkan harus memesan ke pangkalan hingga pengecer di Kabupaten Cirebon. Empat sampai lima tabung gas elpiji dibawanya demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Ini baru dapat gas pesannya empat hari yang lalu dan dibayar dimuka. Meski mahal tapi butuh, ya mau bagaimana lagi daripada di rumah tidak masak,” keluhnya. Hal yang sama juga dirasakan Ali. Warga Desa Paningkiran Kecamatan Sumberjaya ini menuturkan kelangkaan gas menyulitkannya untuk mencukupi kebutuhan di dapur. Parahnya lagi, persis di depan rumahnya ada penjual gas namun sudah beberapa hari ini selalu kosong. “Pernah saya beli di warung depan karena sudah ada pengiriman dari agen, tapi bilangnya tidak ada stok. Sementara warga dari daerah lain yang datang justru malah mendapatkan. Mungkin ini karena pesan dulu sebelum stok dikirim ke pangkalan,” tambahnya. Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan dan Perdagangan, H Duddy Darajat SH MSi menyatakan pihaknya telah mengantisipasi kelangkaan gas bersubsidi tersebut. Antisipasi dilakukan melalui upaya mengusulkan tambahan fakultatif di hari libur tepatnya bulan Desember. “Tambahan fakultatif ini bahkan kami usulkan kepada PT Pertamina yakni 400 persen. Kami baru mendengar kalau di Majalengka juga kembali terjadi kelangkaan gas melon. Selama ini kami belum mendapatkan informasi langkanya gas elpiji tersebut,” tegas Duddy di kantornya. Pekan lalu pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah agen dan pangkalan elpiji, dalam rangka mengantisipasi kelangkaan gas di akhir tahun 2017. Ditanya apakah hal ini terkait isu pengalihan dari elpiji ke bright gas baik 5,5 kilogram maupun 12 kilogram, Duddy mengaku belum mendapat surat resmi dari kementerian maupun dinas terkait Jawa Barat. “Selama ini belum ada informasi terkait kapan program kartu miskin untuk distribusi gas diaplikasikan,” ungkapnya. Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan Perdagangan, Ucup Supriandi SSos. Kelangkaan gas bersubsidi tersebut menurutnya karena menjelang pergantian tahun. Sehingga kebutuhan gas cukup tinggi pada bulan Desember ini. “Sebenarnya Dinas perdagangan sudah mengusulkan tambahan stok ke PT Pertamina. Mungkin karena momentum pergantian tahun memicu permintaan cukup tinggi. Apalagi memasuki musim hujan kebutuhan gas juga dinilai sangat tinggi,” pungkasnya. (ono)
Gas 3 Kg Langka, Warga Majalengka Cari Elpiji sampai Cirebon
Sabtu 09-12-2017,13:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :