PT BIJB AD Gandeng PPPro Bangun Kawasan Kertajati Aerocity

Kamis 14-12-2017,09:31 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA-PT Bandara Internasional Jawa Barat Aerocity Development (PT BIJB AD) yang merupakan anak perusahaan PT BIJB, bersama PT PP Properti (PPPro) Tbk  melakukan joint venture untuk melakukan pengembangan Kertajati Aerocity. Kawasan tersebut ke depannya diproyeksikan sebagai kawasan aerotropolis pertama di Indonesia. Perjanjian usaha patungan tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU kedua belah pihak, yang diwakili Direktur PT BIJB AD Alfiansyah dan Direktur Utama PP Properti Taufik Hidayat di Bandung, Rabu (13/12). “Kami bersyukur dapat menjalin kemitraan strategis dengan PT PP Properti, yang berpengalaman dalam pengembangan perumahan, perkantoran, apartemen serta ritel dan komersial di sektor industri properti di Indonesia,” kata Alfiansyah. Kertajati Aerocity akan menjadi penyangga bandara Kertajati, dan diyakini akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia khususnya di Jawa Barat. Dengan luas sekitar 3.400 hektare atau dua kali lipat dari luas bandara. Kawasan khusus ini akan dibagi enam cluster, yakni aerospace park, logistic hub, creative techonology centre, business park, energy centre dan residential area. Menurut Alfiansyah, PPPro dalam MoU 21 Maret 2017 lalu sudah menyampaikan minatnya mengelola cluster business park satu seluas 300 hektare bersama PT BIJB AD. Kawasan bisnis ini nantinya akan dibangun dengan konsep mixed use yang terdiri dari hotel, apartemen, area perkantoran, serta fasilitas lain untuk mendukung keberadaan bandara bertaraf internasional ini. Dengan visi dari PT BIJB AD, jelas kawasan ini akan menjadi motor penggerak perekonomian. Kawasan aerotropolis sendiri merupakan sebuah konsep pengembangan yang sudah dilakukan di beberapa negara belahan dunia. Negara yang memaksimalkan aetropolis terbukti bisa menjadi mesin yang mengakselerasi perekonomian daerah. “Di abad 21, kecepatan dan mobilitas menjadi kunci perkembangan industri di era ini. Oleh sebab itu, kami percaya pengembangan Kertajati aerocity di Indonesia sebagai aerotropolis pertama di Indonesia, yang mengintegrasikan perencanaan wilayah, bisnis, dan infrastruktur transportasi,” sebutnya. Taufik Hidayat menambahkan, pengembangan lahan tahap awal seluas 300 hektare tersebut hanya berjarak dua kilometer dari area bandara Kertajati. PPRO dalam perencanaaanya sudah merancang proyek yang digarap seperti landed house, town house, Shop house leisure district, retail, office, dan hotel. Rencana tersebut, akan dieksekusi tidak lama, dengan total biaya pengembangan lahan tersebut Rp44,1 triliun dengan porsi 80 persen PPRO dan 20 persen BIJB AD. “Nantinya persentase target pasar terbesar kami adalah wisatawan serta pekerja bandara dan kru pesawat, karena lokasi lahan berada dalam kawasan aerocity BIJB,” jelas Taufik. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait