Target 100 Persen UNBK SMP Dinilai Memberatkan

Kamis 21-12-2017,17:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Target 100 persen pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMP Negeri yang dipasang Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, dinilai terlalu tinggi. Pasalnya, target tersebut tidak realistis dengan fakta yang ada di lapangan. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon H Zaenal Arifin Waud MSi saat ditemui Radar mengatakan, saat ini Komisi IV sudah melakukan pengecekan dan melihat langsung kondisi di lapangan terkait rencana pelaksanaan 100 persen UNBK untuk SMP Negeri. “Kita sudah datangi SMP Negeri Babakan. Untuk sample awal kesiapan UNBK SMP kita ambil dari sini. Selanjutnya, nanti ada sekolah-sekolah lain yang bakal didatangi Komisi IV untuk melihat sejauh mana persiapan sekolah dengan target yang sudah ditentukan Disdik ,”ujarnya kepada Radar, Rabu (20/12). Terkait target 100 persen UNBK, pihak sekolah menurut politisi PKB ini,  sangat siap. Namun kesiapan tekad tersebut harus didukung dengan infrastruktur dan sarana, serta prasarana yang memadai. Sehingga, dalam pelaksanaan UNBK nanti tidak terjadi masalah. “Kalau tekad dan semangatnya sih sewaktu saya tanya pihak sekolah sangat siap. Apalagi, ini sudah target dari Disdik. Tapi faktanya, sampai saat ini sarana dan prasarana yang dibutuhkan masih belum terpenuhi,” imbuhnya. Dijelaskannya, untuk pelaksanaan UNBK, paling tidak jumlah unit komputer yang tersedia sebanyak 30 persen plus 10 persen dari jumlah siswa yang ada. Untuk di SMP Negeri Babakan sendiri, jumlah siswanya sekitar 330 lebih. Jumlah komputer yang tersedia milik sekolah sebanyak 20 unit dan hasil urunan orang tua siswa sebanyak 50 unit komputer. “Kalau melihat aturannya yang 30 persen plus 10 persen, jumlah unit komputer yang wajib tersedia inikan masih jauh. Paling tidak, jumlahnya antara 105 sampai 110 unit komputer,” bebernya. Namun demikian, Komisi IV menghargai dan mendukung apa yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon dan sekolah-sekolah yang sudah berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi sekolah. Namun hal tersebut (target UNBK, red) jangan kemudian menjadikan sekolah-sekolah terbebani dan menimbulkan masalah baru. “Pelaksanaan UNBK ini jangan sampai mengganggu jalannya pendidikan. Jangan hanya karena keinginan Disdik semata, harus tetap realistis, tapi apapun itu hal ini kita apresiasi,” tukasnya. Sebenarnya, ada beberapa cara yang bisa ditempuh oleh pihak sekolah, di antaranya adalah dengan menginduk atau numpang ke SMA. Disebutkannya, jika nanti pada pelaksanaannya UNBK di tingkat SMP Negeri ini tidak sampai 100 persen atau di bawah target, Disdik tidak perlu malu. Pasalnya, pemerintah pusat dan provinsi hanya menargetkan di bawah 80 persen untuk pelaksanaan UNBK tingkat SMP Negeri. “Target dari pusat itu kan 70 persen, dari provinsi 75 persen. Jadi kalau kita bisa 80 persen itu sudah bagus juga. Apalagi bisa 100 persen. Tapi harapan saya, semua pihak bisa realistis melihat perkembangan dan dinamika di lapangan,” tambahnya. Di akhir pembicaraan, Zaenal menegaskan, akan terus memonitor perkembangan persiapan UNBK tingkat SMP tersebut. Harapannya, di akhir Januari semua persiapan sudah selesai dan baru diketahui sejauh mana persiapan yang sudah dilalui. “Pelaksanaan UNBK kan sekitar bulan April. Pastinya, persiapan harus sudah rampung pada akhir Januari. Nanti akan kita monitor terus perkembangannya. Yang pasti, kami menginginkan yang terbaik untuk anak-anak didik kita,” katanya. Sementara itu, Agus N, warga Desa Sumber Kidul, Kecamatan Babakan melihat pelaksanaan UNBK dengan target 100 persen tersebut, terlalu dipaksakan. Kondisi tersebut akhirnya memberatkan orangtua siswa atau wali yang harus merogoh kocek untuk patungan pembelian unit komputer. “Persoalannya kan, kemampuan setiap orangtua berbeda-beda. Lalu apakah nanti yang tidak bisa membayar bakal dipersulit? Ini menjadi persoalan baru, meskipun ada dasar kesepakatan melalui komite sekolah, target dari Disdik ini jujur memberatkan orangtua,” pungkasnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait