Sm Mengakui Pernah Jadi Perantara CIREBON- Praktik calo calon pegawai negeri sipil yang dituduhkan kepada guru SMAN 9 kota Cirebon, IF, dibantah ibu kandung IF, Sm. Menurutnya, kasus yang kini menyeret namanya, hanyalah pengalihan isu yang dilakukan TH (pelapor). “Yang menjadi mafia CPNS sebenarnya adalah TH sendiri,” tuding Sm, saat mengunjungi kediaman wartawan koran ini di bilangan Jl Kandang Perahu, Kamis (20/12). Sm mengungkapkan, kasus ini bermula saat dirinya mengenal dua pegawai UPTD Dinas Pendidikan di Kabupaten Majalengka, yakni Ms dan Jh yang disebut-sebut memiliki jaringan untuk meloloskan pelamar menjadi CPNS. Dua pegawai itu, memiliki hubungan langsung dengan Sf, pria asal Kota Bandung, yang punya jabatan di birokrasi. Dari perkenalan itu, dimulailah praktik sogok-menyogok untuk meloloskan CPNS. Akhir tahun 2009, melalui tangan Ms dan Jh, Sm mulai menerima pendaftaran CPNS. Namun, dia mengaku tidak memiliki keterlibatan langsung dalam praktik itu, melainkan hanya sebagai perantara. Saat itu, sekitar enam orang termasuk TH dan Sur ikut mendaftar. Ternyata dari enam orang itu, empat di antaranya lolos, kecuali TH dan Sur. Dari sanalah, konflik tersebut bermula, karena Sf yang menjadi muara pengumpulan dana, tiba-tiba menghilang. Sm mengakui, dari TH dirinya menerima uang Rp190 juta, dan dari Sur Rp40 juta. Namun karena TH dan Sur gagal, Sm sudah mengembalikan uang yang diterimanya. Kepada Sur, dia menyicil hingga tinggal menyisakan Rp12 juta. Sedangkan kepada TH, dia sudah mengembalikan Rp60 juta. \"Uang yang di berikan TH, yakni mendaftarkan Bg dan Cp (pelamar CPNS, red). Tapi keduanya gagal. Saat gagal itu, saya sudah kembalikan Rp60 juta melalui TH, dan Rp10 juta saya transferkan langsung kepada Bg,\" akunya. Masih menurut Sumaeri, untuk mengembalikan uang tersebut, dirinya menggunakan uang pribadi. Sebab, Sf sulit ditemukan. Dia tidak segan mengaku untuk mengembalikan uang, sengaja menggadaikan surat keputusan pengangkatan pegawai negeri sipil milik IF, karena tidak tahan dengan desakan TH. Ditanya soal kebenaran peserta yang mendaftar lebih dari 10 orang ke tangannya, Sm membantah. Menurutnya, apa yang di tuturkan TH sama sekali tidak benar. \"Saat itu Pak Jj, Pak Ns dan beberapa orang lain, tidak melalui saya, tapi melalui Pak Ch. Jadi itu tidak ada urusan dengan saya,\" kata Sm. Sm mengatakan, keberanian dirinya menjadi perantara itu, lantaran dirinya di iming-imingi akan memperoleh keuntungan dari setiap peserta yang lolos. Namun, hingga kini, keuntungan yang dijanjikan Sf tidak kunjung ditepati. Dalam kesempatan itu pun, Sm membantah praktiknya percaloan yang dilakukannya sudah berjalan lama. \"Saya baru kali itu saja, tahun 2009. Selepas dari itu, saya berhenti. Karena ternyata banyak yang gagal,\" katanya. Mengetahui dirinya juga jadi korban penipuan, Sm melaporkan Sf ke Polisi Sektor Pacet, Kabupaten Cianjur. Selain membuat laporan polisi, Sm dibantu sanak familinya, mencari tahu keberadaan Sf. Namun, hingga kini usahanya belum menunjukkan hasil. \"Saya juga mencari Sf sampai ke mana-mana, tapi balum ada hasil. Jadi bukan hanya TH atau Sur yang dirugikan, saya yang lebih-lebih sudah terjerumus,\" akunya. Sm juga mengaku mendapat paksaan dari TH, untuk menandatangani beberapa dokumen, termasuk surat pernyataan penyerahan uang. Bahkan, beberapa pernyataan yang dilontarkan TH, terkait aksi Sm yang mengejar-ngejar uang hingga ke kediaman TH di Karang Jalak, itu tidak benar. \"Saya itu di teleponin dia, suruh ambil uang di Karang Jalak. Katanya, jangan lama-lama, karena yang punya uangnya sudah menanyakan terus. Ternyata, Bg dan Cp itu sudah menyerahkan uang Rp400 juta sejak lama. Katanya mau diusahakan jadi PNS di Kejaksaan atau Pengadilan. Tapi dalam kenyataanya, TH gagal memasukan mereka. Jadi yang pantasnya disebut mafia itu TH, bukan saya,\" tukasnya. Sm juga mengatakan, IF tidak memiliki keterlibatan apa pun dalam kasus itu. Adapun namanya terbawa, karena dalam perjalananya IF kadang membantu dirinya. \"Kadang kan saya ada kesibukan, makanya saya suruh anak saya untuk urus ini itu. Sebetulnya dia nggak terlibat apa-apa,\" tuturnya. Sm meminta agar TH jangan memberi penjelasan yang simpang siur. Apalagi sampai menjelek-jelakan. \"Yang pasti saat ini saya juga dalam kondisi tertipu oleh Sf, berkas laporanya juga sudah ada di kepolisian. Kini Sf sudah menjadi TO (target operasi), karena korban dia banyak. Untuk ibu TH, saya juga tengah mengusahakan untuk mengembalikan, entah itu dengan uang pribadi sekalipun. Yang jelas dalam waktu dekat ini, kuasa hukum Sf tengah mengusahakan melelang lahan tanah milik Sf. Kalau sudah terjual, rencananya uang itu akan dibagikan kepada para korban,\" bebernya. (atn)
Bantah Anaknya Jadi Calo CPNS
Jumat 21-12-2012,21:09 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :