Tidak Ngotot Menjadi Ketua DPRD, Dadang dan Edi Kedepankan Kondusivitas Partai

Jumat 02-02-2018,12:01 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Dua nama yang diusulkan DPC PDI Perjuangan (PDIP) Majalengka untuk mengisi kursi ketua DPRD, memilih tidak mengumbar ambisi. Keduanya lebih memilih menjaga stabilitas dan kondusivitas partai, apalagi saat ini tengah menghadapi ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. DPC PDIP mengusulkan dua nama yakni ketua fraksi PDIP DPRD Majalengka Dadang A Satari dan sekretaris fraksi Edi Anas Djunaedi, untuk menggantikan posisi ketua DPRD Tarsono D Mardiana yang secara regulasi harus melepas jabatan dan keanggotaan di DPRD karena mencalonkan di Pilbup Majalengka. Dadang menyebutkan, saat ini fokusnya adalah bagaimana tetap menstabilkan kondisi partai di tengah hajat besar menyukseskan misi Pilkada serentak. Baik itu pemilihan bupati/wakil bupati (Pilbup) Majalengka, maupun pemilihan gubernur/wakil gubernur (pilgub) Jawa Barat. “Kalau saya memandang yang lebih penting dilakukan saat ini, adalah menjaga stabilitas partai menghadapi pemenangan di Pilkada serentak. Siapa pun yang ditugaskan partai harus siap, dan semua pihak harus menjalankan keputusan DPP,” kata Dadang, kemarin (1/2). Adapun penggantian posisi ketua DPRD, dia memandang hanya sebuah konsekuensi dari sistem dan regulasi yang mengatur. Sehingga ketika partai memprosesnya untuk diusulkan menjadi calon ketua DPRD, Dadang sangat mengapresiasi langkah partai. Namun proses berikutnya dia serahkan sepenuhnya terhadap mekanisme di DPP. Mengenai prosesnya, dirinya tidak mengetahui apakah akan dilakukan sistem fit and proper test atau langsung penunjukan dari DPP. Berbeda ketika hendak mengisi kursi ketua DPRD pada awal pengangkatan keanggotaan DPRD periode yang baru dilantik, karena tahun 2014 lalu dirinya sempat diusulkan partai dan prosesnya melalui fit and proper test. Hal senada diungkapkan Edi Anas, yang memandang siapapun yang terpilih menjadi ketua DRPD prinsipnya tunduk pada penugasan partai. Sehingga sebagai kader PDIP, dirinya akan menyerahkan sepenuhnya terhadap apa yang diputuskan partai dan siapapun yang ditugaskan partai harus siap menjalankan. Meski begitu dua kader yang diusulkan partai ini akan tetap berikhtiar dalam takaran sewajarnya. Artinya tidak akan saling salip dan sikut untuk memperebutkan kursi ketua DPRD, karena khawatir efeknya mengganggu konsentrasi partai dalam pemenangan Pilkada serentak. Apalagi keduanya juga masih ada hubungan keluarga. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait