Hujan Lebat Terjang Rumah Warga hingga Ambruk

Kamis 15-02-2018,18:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Hujan baru saja turun sekitar setengah jam, ketika atap sebuah rumah di Blok Puhun Desa Cipeujeuhwetan, Kecamatan Lemahabang, tiba-tiba ambruk dan nyaris menimpa seorang pedagang bakso dan penghuni rumah yang ada di dalamnya. Rumah tersebut adalah milik Arif Yana (48) yang saat kejadian mengaku, sedang berada di dalam rumah, tengah memasak makanan. Ia saat itu bersama tiga anggota keluarganya yang lain, berada di bagian belakang rumah. “Pas ambruk saya lagi di dalam. Saya di bagian belakang lagi bikin makanan, untuk tidak ada korban. Hanya anak saya saja kepalanya sedikit terkena runtuhan material. Tapi tidak apa-apa, hanya benjol saja,” ujar Arif Yana. Pria yang akrab disapa Yana tersebut mengatakan, rumahnya tersebut merupakan peninggalan orang tunya. Usia rumahnya pun sudah lumayan tua, sehingga banyak bagian yang rapuh. “Ini kan rumah pusaka. Rumah orangtua, kalau mau ada perbaikan atau ada yang mau diganti kan harus rundingan dulu dengan saudara yang lain,” imbuhnya. Saat kejadian, seorang tukang bakso yang sering mangkal di depan rumah milik Arif Yana tersebut nyaris menjadi korban. Karena dia berhasil menghindar ketika bangunan tersebut ambruk secara perlahan-lahan dan sempat tertahan gerobak bakso. ‘Yang runtuh itu atap rumah bagian depan dan dindingnya. Penjual bakso yang mangkal tadi juga lecet-lecet, tapi tidak serius. Gerobaknya juga sedikit rusak,” bebernya. Sementara itu, Warniti (45) warga sekitar yang ditemui Radar mengatakan, jika rumah tersebut ambruk sekitar pukul 15.00 WIB, saat itu hujan baru turun sekitar 30 menitan dan dengan intensitas yang begitu deras. “Tadi anginnya juga cukup kenceng. Hujannya juga sangat lebat. Untung tidak ada korban, tadi gerobak dan material yang tercecer di jalan sudah disingkirkan warga karena menghalangi lalu lintas kendaraan,” ungkapnya. Selain di Lemahabang, kediaman Tuneri, warga Desa Cempaka, Blok Penjalin Kidul, RT/RW 02/04 Kecamatan Plumbon ini roboh sekitar pukul 05.30 WIB, Senin (12/2). Kepada Radar, Tuneri mengatakan, kejadian nahas tersebut baru pertama kali menimpanya. Awalnya, tanda-tanda akan robohnya atap dan bangunan rumahnya, bermula pada hari Jumat saat hujan deras. \"Dari Jumat sudah ada tanda-tanda atap mau roboh. Eh, pas tadi pagi beneran roboh, temboknya juga roboh,\" ungkap Tuneri. Rumahnya roboh usai dihempas angin kencang. Karena tak kuat menahan angin, rumah Tuneri yang berukuran 10x15 meter persegi itu sudah tidak kuat lagi menahan beban air dan angin yang berakibat pada robohnya atap rumah. Atas kejadian itu, pihak pemerintah desa telah meninjau rumahnya. Namun hingga saat ini belum ada bantuan yang diterima. \"Sudah ada yang datang dari pemerintah, tapi hanya sebatas nanya-nanya saja. Ini juga langsung dibenerin pakai bantuan dari saudara, ada yang nyumbang semen, pasir,\" keluhnya. (dri/via)

Tags :
Kategori :

Terkait