Puluhan Kecamatan di Kuningan Masuk Daftar Zona Bencana Alam

Jumat 23-02-2018,18:05 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN-Dalam beberapa pekan ini, sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan dilanda bencana alam. Mulai dari longsor, pergerakan tanah hingga banjir bandang. Kondisi alam yang berbukit-bukit ditambah curah hujan cukup tinggi membuat potensi bencana selalu ada. Karena itu, warga diminta untuk selalu waspada setiap kali hujan deras mengguyur di wilayahnya. Kewaspadaan dan kesiagaan warga mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana, menjadi andalan guna meminimalisir terjadinya korban jiwa. Badan Geologi sebenarnya sudah membuat daftar kecamatan di Kabupaten Kuningan yang masuk zona bencana alam. Di daftar itu, tercatat ada 20 kecamatan yang masuk dalam daerah rawan longsor. Sebanyak 13 kecamatan di antaranya berada dalam kategori pergerakan tanah tinggi. Dari 20 kecamatan, tujuh kecamatan memiliki potensi gerakan tanah menengah, dan 13 kecamatan sisanya berpotensi gerakan tanah tinggi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Kabupaten Kuningan Agus Mauludin dalam sebuah kesempatan mengatakan, ke 13 kecamatan yang berada dalam pergerakan tanah tinggi adalah Kecamatan Subang, Selajambe, Garawangi, Cidahu, Pasawahan, Ciwaru, Karangkancana, Cigugur, Jalaksana, Lebakwangi, Ciawigebang, Ciniru, Luragung, dan Cibingbin. Sementara tujuh kecamatan yang berpotensi pergerakan tanah menengah yaitu Kecamatan Cilimus, Kuningan, Kramatmulya, Mandirancan, Kadugede, Pasawahan, dan Darma. Dia menjelaskan, wilayah yang mempunyai potensi pergerakan tanah tinggi itu berada di wilayah timur dan selatan Kuningan seperti Cibingbin, Cidahu, Ciwaru, dan Karangkancana. Kondisi curah hujan yang tinggi juga sangat berpotensi memicu pergeseran tanah. Karena itu, tak heran jika dalam beberapa waktu terakhir ini, sejumlah wilayah di kecamatan tersebut kerap dilanda tanah longsor. Sementara pada zona berpotensi menengah berada di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng yang mengalami gangguan. Kondisi itu juga sangat dipengaruhi dengan curah hujan di atas normal. \"Perlu diwaspadai juga untuk daerah Kecamatan Pasawahan, Jalaksana, dan Mandirancan yang berada di daerah berbukit dan terdapat banyak sumber mata air, pergerakan tanah di daerah tersebut tergolong menengah-tinggi, namun berpotensi terjadi banjir bandang,\" katanya. Dalam penanganan bencana alam seperti longsor sendiri, kata Agus, pihaknya langsung bergerak untuk menangani bencana longsor yang terjadi dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti TNI, Satpol PP, maupun Tagana. Dia juga mengungkapkan, secara geografis, geologis, hidrologis dan demografi, Kabupaten Kuningan memang memiliki tingkat kerawanan bencana longsor yang tinggi. Selain longsor, sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan juga rawan banjir. Di antaranya, Kecamatan Cibeureum, Cibingbin, Cimahi, Cidahu, dan Kuningan. Untuk menghadapi kerawanan kedua bencana tersebut, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan. “Kami berharap seluruh unsur masyarakat pun selalu waspada, terutama dalam menghadapi puncak musim hujan,” katanya. Tingginya curah hujan juga dirasakan Kabag Humas Setda, Wahyu Hidayah. Saat pulang menuju rumahnya melintasi Jl RE Martadinata, kota Kuningan, Wahyu melihat air sangat deras masuk ke gorong-gorong dari badan jalan. “Curah hujannya sangat luar biasa. Mungkin lebih dari 150 mm/detik. Sangat deras ketika turun. Tadi pas pulang saya lihat gorong-gorong di sepanjang Jl RE Martadinata dipenuhi air. Namun yang membedakan dengan luar Kuningan, air di sini cepat surut kembali. Beda dengan di Cirebon atau Brebes ketika banjir perlu beberapa hari untuk surut,” ungkapnya. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait